Market

Punya Fulus Cukup untuk Investasi di Rempang, Xinyi Dekat dengan Partai Komunis China

Terkait rencana investasi Xinyi Glass, anak usaha Xinyi Grup asal China, senilai US$11,6 miliar atau setara Rp175 triliun, banyak yang meragukan. Namun tak sedikit yang percaya. Apalagi, Xinyi disebut-sebut kedekatan khusus penguasa China, sekalugis petinggi Partai Komunis China (PKC).

Hal itu disampaikan peneliti China-Indonesia di Center for Economic and Law Studies (Celios), Muhammad Zulfikar Rakhmat kepada Inilah.com, Jakarta, Kamis (28/9/2023).  Saat ditanya soal keuangan, Fikar, sapaan akrabnya, sangat yakin Xinyi Glass punya banyak fulus. ‘Saya yakin ada mas (uang),” tegasnya.

Alasan Fikar, Xinyi sebenarnya punya usaha glass itu, punya hubungan erat dengan Partai Komunis China (PKC). “Jadi uangnya bisa jadi berasal dari  pemerintah China dan bank-bank di China,” kata Fikar.

Kantong Cekak Xinyi

Sebelumnya, anggota Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur (Jatim), Imam Supriyono, meragukan Xinyi Glass bakal investasi Rp175 triliun di Rempang Eco City.

Dikutip dari pwnu.co, Senin (25/9/2023), CEO SNF Consulting itu, membeberkan potensi pendanaan Xinyi. Saat ini, Xinyi sudah tidak adalagi pemegang saham pengendali. Pemegang saham terbesarnya adalah Yin Yee Lee sebesar 21,66 persen.

“Artinya, perusahaan ini sudah melampaui titik kritis korporatisasi. Dus, sudah tidak ada kendala lagi perusahaan ini untuk mencari uang dengan melakukan rights issue di lantai bursa,” papar Imam.

Lalu berapakan dana yang bisa dihasilkan dari laba tertahan? Imam memerkirakan Rp10 triliun. Artinya, perolehan laba Xinyi sesuai laporan keuangan 2022 sebesar Rp10 triliun, ditahan semua.

Sumber kedua adalah rights issue. Dengan nilai pasar Xinyi pada 2022 sebesar Rp88 triliun, maka uang yang bisa dihasilkan dari rights issue mencapai Rp17 triliun. Atau 20 persen. Padahal, rights issue sebesar ini, boros dilusi. Biasanya, rights issue dibatasi 10 persen dari nilai pasar.

Terakhir, Xinyi Glass mengajukan utang. Supaya rasio utang tetap aman yaitu di angka sekitar 1, maka setelah rights issue dan ada laba ditahan perusahaan masih dapat menambah utang dengan menerbitkan obligasi.

Nilai ekuitas setelah rights issue dan laba ditahan, adalah Rp90 triliun. Diperoleh dengan menjumlahkan ekuitas (Rp63 triliun) dengan hasil rights issue (Rp17 triliun), dan laba ditahan (Rp10 triliun).

Nah, posisi utang Xinyi Glass di akhir 2022, mencapai HK$20,1 miliar atau setara Rp39 triliun. Sehingga, kuota utang yang masih memungkinkan sebesar Rp61 triliun.  

Dari ketiga skema itu, total dana yang bisa diraup Xinyi Glass mencapai Rp88 triliun. Ternyata, masih kurang banyak dari rencana investasi di Pulau Rempang Rp175 triliun. 

Back to top button