Market

Saat Tanaman Padi Terpapar El Nino, Kabupaten Pasaman Sumbar Masuk Musim Panen Jagung

Meskipun produksi padi petani sedang tiarap tetap ada beberapa komoditas pertanian di berbagai daerah yang masih bisa menambah pundi-pundi kantong para petani.

Dengan melakukan aneka macam jenis tanaman pertanian akan menjaga pendapatan para petani seperti komoditas jagung, yang tidak terlalu membutuhkan pasokan air saat kemarau. Meskipun kenaikan harga jagung akan menambah beban para peternak ayam daging maupun peternak ayam petelor. Alasannya karena memicu kenaikan harga pajak yang berakibat menaikkan harga di pasaran.

Saat ini,produksi jagung di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat mencapai 170.958 ton pada periode Januari-September 2023 dengan area tanam seluas 28.492 hektare. Di daerah ini masuk musim panen jagung saat tanaman padi sangat terganggun pasokan air.

“Kita optimistis produksi jagung hingga Desember mencapai 250 ribu ton,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Pasaman Barat, Doddy San Ismail di Simpang Empat, Senin (9/10/2023).

Ia mengatakan, produksi jagung terbesar berada di Kecamatan Luhak Nan Duo sebanyak 33.708 ton, kemudian disusul oleh Kecamatan Pasaman 28.128 ton, dan Kecamatan Talamau 22.134 ton.

Lalu, Kecamatan Ranah Batahan 22.068 ton, Kecamatan Kinali 19.500 ton, Kecamatan Koto Balingka 14. 310 tom dan Kecamatan Sungai Beremas 12.570 ton.

Selanjutnya di Kecamatan Sungai Aur 8.028 ton, Kecamatan Lembah Melintang 7.128 ton, Kecamatan Gunung Tuleh 2.238 ton dan Kecamatan Sasak Ranah Pasisia 1. 146 ton. “Total produksi jagung hingga September mencapai 170.958 ton,” katanya.

Menurut dia, produksi jagung di Pasaman Barat sedikit terganggu karena adanya program peremajaan sawit atau replanting kelapa sawit.

Hal itu disebabkan pada awal replanting kelapa sawit, kebun masih bisa ditanami jagung oleh petani.

Namun, ketika kelapa sawit semakin besar dan daunnya sudah memenuhi kebun maka jagung tidak bisa ditanami lagi. “Jadi, peremajaan sawit ikut mempengaruhi produksi jagung di Pasaman Barat,” katanya.

Ia mengatakan, Kabupaten Pasaman Barat menjadi salah satu sentra penghasil jagung terbesar di Provinsi Sumbar. “Pernah menjadi penyumbang jagung terbesar mencapai 60 persen beberapa tahun yang lalu. Namun, karena berbagai persoalan produksinya menurun,” katanya.

Ia menyebutkan, menurunnya produksi jagung tidak hanya disebabkan oleh replanting saja, melainkan karena kesuburan tanah juga ikut mempengaruhi.

Semakin sering lahannya ditanami oleh petani, maka akan semakin menurun pula kesuburannya.

“Semakin berkurangnya kesuburan tanah juga ikut mempengaruhi kepada produksi jagung. Jagung di Pasaman Barat ini pernah menjadi produksi yang cukup tinggi juga di Sumbar. Saat ini luas tanam jagung mencapai 43.907 hektare,” katanya.

Ia menambahkan, tanaman jagung bisa menjadi tanaman alternatif para petani karena masa panen relatif singkat, berkisar empat atau enam bulan dengan harga yang relatif bertahan.

Back to top button