Market

Siaga Bencana Longsor, Pemkot Semarang Siapkan Anggaran BTT


Masuk musim hujan, Pemkot Semarang mengantisipasi terjadinya bencana longsor dengan melibatkan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD). Dananya bersumber dari anggaran belanja tak terduga (BTT).

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu selalu mengingatkan agar OPD dilibatkan dalam penanganan serta pencegahan bencana longsor. Seperti Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim), Dinas Tata Ruang (Distaru), dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU).

Guna memastikan penanganan bencana longsor bisa cepat, tak bisa hanya dengan mengandalkan anggaran dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Kepala Disperkim Kota Semarang, Yudi Wibowo mengatakan, jika proses penanganan bencana longsor bisa menggunakan dana BTT. Dana tersebut diperuntukkan keadaan darurat, seperti kebencanaan.

Meski demikian, kata Yudi, pengajuan dana BTT hanya bisa melalui rekomendasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang. 

“Pertama kali, langkah penanganan dilakukan oleh BPBD. Dari rekomendasi BPBD itu, kemudian baru bisa dilakukan pembahasan bantuan-bantuan apa saja yang akan diberikan melalui dana BTT (Belanja Tidak Terduga-red),” kata Yudi, dikutip dari InilahJateng, Sabtu (6/1/2024).

Selanjutnya, akan dilakukan pengecekan apakah lokasi yang terdampak longsor termasuk kewenangan Disperkim, DPU, atau DPU. 

“Intervensinya tersebut, bisa di DPU, bisa di Perkim bisa di Distaru tergantung asetnya masuk mana itu. Kalau di gang-gang kecil yang di perkampungan biasanya jatuh di kami (Disperkim-red), tapi kalau yang besar-besar masuknya di DPU. Kami yang di kampung-kampung saja,” ujarnya.  

Dirinya juga sudah intens berkomunikasi dengan Ketua RW di wilayah yang rentan terjadi bencana tanah longsor. Ia memastikan jika Pemkot Semarang juga bakal memberikan perhatian dan bantuan terhadap korban bencana longsor.

Walkot Ita, sapaan karib Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengingatkan dinas terkait tanah longsor, untuk menjaga tata kelola ruang. Pastikan saluran yang dibangun, berfungsi dengan baik.

“Kalau salurannya itu gak bener, kan air ke mana-mana. Khususnya di daerah rawan longsor atau di tebing, pada saat hujan air masuk, kemudian hujan lagi mengurai tanah akhirnya jadi longsor,” kata dia.

 

    
 

Back to top button