News

Seorang Anggota Densus 88 Tertembak M-16 Saat Baku Tembak di Lampung

Seorang anggota Densus 88 Antiteror Polri mengalami luka tembak yang cukup serius saat pengangkapan teroris di Lampung. Saat ini anggota Densus 88 tersebut masih menjalani perawatan di rumah sakit.

“Dari peristiwa tersebut, satu orang anggota Densus mengalami luka tembak cukup serius,” kata Juru bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol. Aswin Siregar di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (13/4/2023).

Anggota yang terluka itu ialah Bripda JO yang mengalami luka tembak di bagian pangkal paha dekat perut.

Bripda JO tertembak dalam operasi penindakan anggota teroris jaringan JI kelompok Zulkarnaen dan Upik Lawangan yang dipimpin oleh tersangka NG alias BA. Dalam operasi itu, tersangka teroris melakukan perlawanan menggunakan senjata api laras panjang M-16.

Karena ada perlawanan tersebut, anggota Densus 88 Antiteror Polri melakukan tindakan tegas dan terukur hingga menyebabkan dua orang tersangka teroris meninggal dunia, yakni NG alias BA alias SA dan tersangka ZK.

“Karena mereka melawan, melakukan perlawanan dengan senjata api, anggota kami juga kritis; sehingga harus dievakuasi,” kata Aswin.​​​​​​​

Aswin menambahkan Bripda JO mengalami luka serius dan saat ini sedang menjalani penanganan medis intensif.

“Kami bersimpati dan kami mendoakan mudah-mudahan anggota ini bisa cepat tertangani selamat dan kembali bergabung dengan kami dalam melaksanakan tugas,” ujarnya.

Baku Tembak Densus dan Teroris

Operasi penindakan teroris tersebut berlangsung selama dua hari pada Selasa (11/4) dan Rabu (12/4) di Kabupaten Mesuji dan Kabupaten Pringsewu, Bandar Lampung. Dalam operasi tersebut, Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap enam tersangka, yang dua di antaranya meninggal dunia.

Selain dua tersangka yang tewas, empat tersangka lain ialah PS alias JA, H alias NB, AM, dan KI alias AS.

Tersangka NG alias BA alias SA merupakan pimpinan kelompok yang berhasil diringkus oleh Densus 88 Antiteror Polri. Ia berperan menyembunyikan buronan Zulkarnaen dan Upik Lawangan.

Senjata M-16 ini memang cukup akrab dengan kelomok teroris. Sebab beberapa kelompok teroris di Indonesia memang sering menggunakan senjata M-16 berbagai jenis dalam melakukan aksi khususnya saat mereka melakukan perlawanan terhadap petugas.

Sebagai contoh, kelompok teroris Poso yang dipimpin oleh mendiang Santoso alias Abu Wardah (pimpinan MIT Poso) menggunakan M-16 sebagai senjata operasi mereka selama bergerilya di hutan Poso.

Bahkan dalam operasi penangkapan terhadap jaringan kelompok tersebut pada tahun 2019 di wilayah hutan Poso, Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala II-2019 menyita satu pucuk senjata jenis M16 bertipe M16A1 yang diduga milik terduga teroris Poso.

Back to top button