Market

Sejarah IKN Nusantara tak Diminati Investor, Badan Otorita Obral Insentif

Kamis, 09 Jun 2022 – 21:10 WIB

Sejarah IKN Nusantara tak Diminati Investor, Badan Otorita Obral Insentif

Presiden Jokowi kemah di IKN Nusantara.

Target membangun Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara pada semester II 2022, di tengah seretnya keuangan negara, bukan perkara mudah. Perlu uluran banyak investasi. Sayangnya sudah banyak yang mundur.

Wakil Kepala Otorita IKN Nusantara Dhony Rahajoe mengakui akan pentingnya investor masuk ke mega proyek IKN Nusantara senilai Rp467 triliun. perlu banyak uluran tangan investor untuk mewujudkan mimpi Presiden Jokowi memboyong ibu kota negara dari Jakarta ke Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur.

Agar banyak investor yang tertarik, Dhony menjanjikan banyak insentif fiskal, alias diobral. “Saya ingin gelar karpet merah untuk investor, saya ingin berikan di Indonesia ada insentif di IKN insentifnya harus plus,” ujar Dhony dalam konferensi persnya, Kamis (9/6/2022).

Saat ini, kata Dhonie, Badan Otorita IKN Nusantara tengah merumuskan skema terbaik untuk menciptakan iklim investasi yang menarik. Salah satunya terkait ketersediaan lahan yang siap digarap. Sehingga pengembang tidak perlu lagi berurusan dengan masalah pembebasan lahan yang menyita waktu dan energi.

“Pengembang tidak perlu membebaskan lahan lagi, tinggal bicara dengan otorita, dan otoritas akan menyediakan insentif, bagaimana perlakuan tanahnya yang paling nyaman,” kata Dhony.

Dhony menambahkan nantinya juga para investor bakal diberikan insentif lebih jika berkontribusi dalam pembuangan beberapa sektor, misalnya untuk sektor infrastruktur. dan masih banyak lagi insentif yang ditawarkan, termasuk diskon pajak.

“Perizinan nanti kita (otorita) yang ngurusin misalnya, kemudian pajak, sedang kita ajukan, kita kan ada tax holiday, tax reduction, ada skema bisa kita terapkan ,retribusi daerah ditiadakan dulu, hal ini sedang kita godok dengan matang,” lanjut Dhony.

Kerja keras Badan Otorita IKN Nusantara menarik investasi dengan mengobral insentif, bisa jadi memukul angin alias tak berguna. Di tengah perekonomian dunia yang dilanda ketidakpastian, investor cenderung menahan duitnya.

Selain itu, mega proyek IKN Nusantara punya pengalaman buruk. Tidak laku di mata investor. Pada 18 Maret 2022, Board Director Softbank Group Ken Miyauchi mengumumkan keputusan yang mengejutkan. Bahwa SoftBank mundur sebagai investor proyek IKN Nusantara. Alasannya, tingkat pengembalian investasinya atau Return of Investment (RoI) kurang menarik. “Return of Investment (ROI) adalah alasan utama kami mundur dari proyek yang dimaksud dari segi waktu dan besar ROI itu sendiri,” tutur Ken.

Padahal, perusahaan modal ventura asal Jepang ini, menyiapkan duit US$100 miliar untuk mewujudkan IKN Nusantara. Presiden Jokowi bahkan menunjuk Ketua dan CEO SoftBank, Masayoshi Son sebagai anggota komite pengarah proyek IKN, bersama putra mahkota Abu Dhabi, Mohammed bin Zayed Al Nahyan, dan mantan PM Inggris Tony Blair.

Tak berselang lama, Menko Kemaritiman dan Investasi menyebut sudah bertemu Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS).

Dalam pertemuan itu, Menko Luhut menyebut, Pangeran MBS menyatakan tertarik untuk investasi di IKN Nusantara dengan jumlah fantastis. Selain itu, Uni Emirat Arab melalui Indonesian Investment Fund juga menyiapkan investasi US$20 miliar.

Namun hingga kini semuanya tak jelas. Bisa jadi karena investor tak melihat adanya cuan dari proyek ini. [ikh]

Back to top button