Market

Rugikan Negara Triliunan, Obligor BLBI Layak Masuk Bui

Selain beban utang yang terus menggunung, pemerintah harus menanggung obligasi rekap BLBI kepada sejumlah bank. Hingga 2043, dana rekap yang harus dibayar negara diperkirakan Rp4.000 triliun. Seharusnya disetop, karena bank-bank penerima dana rekap itu, saat ini sudah sehat. Bahkan untung.

Disampaikan Staf Ahli Pansus BLBI DPD-RI, Hardjuno Wiwoho, pemerintahan Jokowi harus berani menuntaskan mega skandal BLBI yang merugikan negara hingga Rp138 triliun, berdasarkan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada Agustus 2000. “Ini jelas tidak adil. Para obligor BLBI tidur saja dapat duit triliunan. Mereka terus menumpuk kekayaan. Sudah saatnya mereka masuk penjara,” tandas Hardjuno, Jakarta, dikutip Senin (3/7/2023).

Untuk itu, Hardjuno kembali mengajak seluruh rakyat Indonesia melawan kejahatan para obligor ini. Jangan biarkan mereka yang maling uang negara tidur nyenyak. “Mereka sudah kaya raya. Karenanya, usut tuntas, penjarakan dan miskin-kan mereka,” terangnya.

Dia menilai, tingkat korupsi di Indonesia sudah sangat parah. Perilaku korupsi ini sudah merajalela serta merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk itu, seluruh rakyat Indonesia harus bangkit berdiri, melawan perilaku koruptif ini. “Jangan sampai kita abai. Korupsi ini penyakit akut yang bisa menggerogoti segala sendi kehidupan,” terangnya.

Untuk menuangkan kegalauannya soal BLBI yang merupakan skandal keuangan terbesar di Indonesia, Hardjuno bersama Bona Paputungan dan Digo Dz, membentuk grup musik bernama The HMS Band. Melalui grup band itu, Hardjuno cs bertekad memperjuangkan para bandit BLBI, masuk penjara.

Sekedar mengingatkan, Bona Paputungan sempat bikin heboh pada 2011, karena lagu ciptaannya yang berjudul ‘Andai Aku Gayus Tambunan’. Lagu ini sindiran untuk bandit pajak, Gayus Tambunan.

“Kami tidak akan berhenti memerangi korupsi di Indonesia agar kejahatan korupsi lenyap dari negeri ini. Memang ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tetapi komitmen perjuangan melawan koruptor ini, harus terus menyala,” ujarnya.

Dia pun menciptakan lagu BLBI Gate, berisikan kritik sosial terkait maraknya praktik korupsi di Indonesia, yang kini mulai meresahkan masyarakat.“Karenanya, kami berharap lirik lagu ini membangkitkan semangat masyarakat melawan korupsi,” tegasnya.

Pendiri The HMS Band, Sasmito Hadinegoro mengatakan, karya seni ini merupakan bentuk perjuangan membela rakyat serta untuk mendidik dan mencerdaskan masyarakat.

“Semoga warisan ini mampu membangkitkan generasi muda untuk ikut melawan penindasan dan korupsi, sehingga membebaskan negeri dari jerat hutang abadi. Masa depan bangsa ini akan berat jika tidak dilakukan koreksi total terhadap BLBI Gate dan Century Gate serta kebijakan Tata Kelola Keuangan Negara yang patut diduga melanggar Amanah UU No 17 tahun 2003 yang harus transparan dan akuntabel,” tegasnya.

Back to top button