Market

Resesi Keuangan Terasa di Eropa, Credit Suisse Siap PHK Besar-besaran

Bank ternama asal Swiss, Credit Suisse akhirnya tak mampu menanggung beban keuangannya. Bank ini dikabarkan bakal PHK lebih dari 9.000 pekerja hingga 2025. Krisis keuangan terasa di Eropa.

Tahun ini, bank terbesar kedua di Swiss ini memangkas lebih dari 10 persen staf perbankan investasi yang berkedudukan di Eropa.

Menurut laporan surat kabar Financial Times (FT) yang dikutip AFP pada Senin (16/1/2023), Credit Suisse telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) ratusan stafnya di London dan Zurich, pada Desember 2022.

“Konsultasi mengenai putaran redudansi berikutnya dimulai sebelum Natal, dengan lebih dari 10 persen pekerjaan perbankan investasi di Eropa sedang dibahas. Keputusan akhir kemungkinan bulan depan,” kata FT, mengutip sumber tanpa nama yang mengetahui pembicaraan tersebut.

Sejatinya, Credit Suisse sudah meluncurkan rencana restrukturisasi besar-besaran pada Oktober 2022. Termasuk PHK terhadap 9.000 pekerja pada 2025, atau lebih dari 17 persen tenaga kerjanya.

Sebelumnya Credit Suisse yang dilanda skandal ini juga memiliki rencana untuk memisahkan bank investasinya menjadi firma penasihat investasi dan pasar modal yang berdiri sendiri, CS First Boston. Perusahaan merevitalisasi merek First Boston yang terkenal.

Credit Suisse diketahui akan merilis laporan keuangan tahunan pada 9 Februari 2023. Namun, bank tersebut mengakui adanya kerugian sebelum pajak mencapai 1,5 miliar franc Swiss pada kuartal IV-2022.

Bank menanggung kerugian pada biaya restrukturisasi, guncangan pada pasar modal yang akan membebani bank investasinya, dan pada pelanggan yang menarik modal dari pihaknya.

Anehnya, perkembangan harga saham Credit Suisse di lantai bursa Swiss, justru naik 0,74 persen, menjadi 3,15 franc Swiss pada pukul 09:20 GMT. Sedangkan indeks SMI utama bursa saham Swiss, naik 0,44 persen.

Back to top button