Market

Redam Inflasi di Daerah, Bapanas Punya Jurus Ampuh

Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebut penyaluran beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) efektif dalam menjaga stabilitas harga dan inflasi di Kalimantan Tengah.

Analis Ketahanan Pangan Bapanas, Lalang Ken Handita di Palangka Raya, Kalteng, Sabtu (21/1/2023), mengatakan, beras SPHP dijual dengan harga terjangkau yakni Rp9.500 per kilogram (kg) untuk kategori medium.

“Harga beras lokal di sini cukup tinggi, ada yang Rp16.000, bahkan Rp22.000 per kilogram. Dengan adanya beras SPHP ini, sebagai salah satu upaya pemerintah dalam menstabilkan harga,” terangnya.

Hal itu disampaikan Lalang di sela peninjauan beras di sejumlah lokasi di Pasar Besar Kota Palangka Raya.

Kegiatan Bapanas itu dilakukan bersama Bulog dan Dinas Ketahanan Pangan Kalimantan Tengah. Adapun tingkat inflasi Kalteng pada Desember 2022 adalah 6,32 persen (year on year/yoy).

Penyaluran beras SPHP di Kalimantan Tengah dilakukan oleh Bulog yang disebar ke berbagai titik strategis pada berbagai daerah, di antaranya sejumlah agen atau pedagang di Pasar Besar Palangka Raya.

Asisten Manajer Perencanaan dan Data Pangan Perum Bulog Kanwil Kalteng Rubiansyah menjelaskan secara umum kuota beras SPHP tidak ada pembatasan. Selama ada permintaan, maka pihaknya akan penuhi. “Rata-rata untuk satu agen atau pedagang yang menjual beras SPHP ini kepada masyarakat, mampu menghabiskan berkisar 10 ton dalam seminggu,” ujarnya.

Dia mengatakan melihat perkembangan di lapangan, adanya beras Program SPHP ini turut berperan dalam upaya stabilisasi harga maupun tingkat inflasi daerah.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpang) Kalimantan Tengah Riza Rahmadi mengatakan pihaknya mendukung adanya beras SPHP dari pemerintah pusat.

“Ini sebagai bentuk dukungan sekaligus kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, dalam upaya stabilisasi harga beras dan inflasi di Kalimantan Tengah,” ucapnya.

Di sisi lain, menurutnya, pemerintah provinsi juga terus berupaya melalui berbagai program dan kegiatan dalam pengendalian harga tersebut. Salah satunya melalui penyaluran beras bersubsidi baik jenis pera (karau) maupun pulen yang dilakukan sejak akhir 2022 hingga saat ini.

Back to top button