Arena

Ratu Pingpong Indonesia Desak Penyelesaian Dualisme di Pengurusan Tenis Meja


Legenda tenis meja Indonesia, Rossy Pratiwi Dipoyanti, menyampaikan keprihatinannya terhadap penurunan prestasi atlet tenis meja Indonesia selama satu dekade terakhir. Ia menilai bahwa konflik dan dualisme dalam kepengurusan menjadi penyebab utama masalah ini.

“Saya sangat prihatin. Masalah ini sudah berlangsung terlalu lama dan pada akhirnya atletlah yang menjadi korban,” ujar Rossy kepada wartawan di kantor Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Jumat (5/1/2024).

Rossy, yang memiliki catatan prestasi 13 medali emas SEA Games, mengaku frustrasi dengan dualisme kepengurusan yang berkepanjangan. Akibatnya, atlet tenis meja Indonesia jarang mengikuti ajang multievent internasional.

Namun, ada titik terang di SEA Games 2022 (2023) lalu, di mana Kemenpora berhasil mengirimkan kontingen tenis meja ke Kamboja setelah absen di tiga edisi SEA Games sebelumnya.

“Harapan saya, mari kita bersatu demi membangkitkan kembali prestasi tenis meja Indonesia,” harap Rossy.

Sebagai tokoh yang dijuluki Ratu Pingpong, Rossy tidak ingin memihak pada salah satu dari dua kepengurusan yang berseteru, yaitu PB PTMSI yang dipimpin oleh Peter Layardi Lay dan PP PTMSI yang dipimpin oleh Komjen Pol (Purn) Oegroseno.

Kemenpora RI telah berupaya menyelesaikan masalah ini, namun menurut Rossy, upaya tersebut belum cukup. Ia berpendapat bahwa perlu ada intervensi dari Presiden untuk menemukan solusi atas dualisme ini.

“Mungkin ini bukan hanya tugas Menpora, tapi juga Presiden. Saya berharap Presiden Joko Widodo mendengar ini dan dapat membantu menyelesaikan masalah,” ungkapnya.

PB PTMSI telah mengalami perpecahan selama beberapa tahun terakhir, dengan tiga orang yang mengklaim sebagai ketua yang sah: kubu Oegroseno, Lukman Eddy, dan Peter Layardi. Akibat perpecahan ini, PTMSI tidak dapat menggelar kejuaraan nasional atau mengirim atlet ke event internasional.

Cabang tenis meja juga tidak diizinkan berpartisipasi dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2021 akibat dualisme ini.

Back to top button