Market

Rakyat Susah Beli Beras, BI Jor-joran Anggaran Proyek Kalender Rp6,7 Miliar

Ketika rakyat menjerit karena beras mahal, Bank Indonesia (BI) justru pesta pora. Bikin proyek yang tak penting-penting amat, namun biayanya mahal. Yakni, pengadaan kalender 2024 yang nyaris Rp6,7 miliar.

“Ini sangat memprihatinkan. Ketika masyarakat mengurangi belanja beras karena harga naik, BI justru hambur-hambur anggaran. Bikin kalender 2024 sampai miliaran. Untuk siapa dan buat apa, bikin kalender semahal itu,” kata Uchok Sky Khadafi, Direktur Center of Budget Analysis (CBA), Jakarta, Sabtu (14/10/2023).

Meski sulit, namun, Uchok berharap, Gubernur BI, Perry Warjiyo membatalkan proyek cetak kalender 2024 senilai Rp6,8 miliar. Dari kasus ini, citra dan empati dari keluarga besar BI dipertaruhkan.

Kata dia, anggaran pengadaan kalender 2024 ini, bisa dialokasikan ke hal-hal yang lebih bermanfaat untuk rakyat. Misalnya untuk beli beras, sebanyak 461.105 kilogram ketika harga beras sekitar Rp14.500 per kilogram.

“Bagikan beras untuk fakir miskin, jompo, dan para janda tua yang seharusnya dipelihara negara, tetapi kini sudah dipelihara oleh Bank Indonesia,” kata Uchok.

“Kalau memang punya nurani ya, Gubernur BI setop proyek ini. Dananya lebih baik untuk beli beras bagikan ke masyarakat. Jika proyeknya diteruskan, aparat hukum harus mengawalnya. Siapa tahu ada main-main di proyek-proyek BI,” tambah Uchok.

Informasi tentang pengadaan kalender mewah BI, tertera dalam website BI.go.id. Dari halaman layanan, bagian pengadaan barang dan jasa, muncul daftar pengadaan barang dan jasa di BI.

Dari list itu, ada pengadaan jasa pencetakan kalender 2024 yang terdiri dari kalender dinding dan meja serta paperbag. Untuk satuan kerja (Satker) di kantor pusat dan kantor perwakilan BI dalam negeri dan luar negeri. Dengan nomor pengadaan RFQ20549.

Tender pembuatan kalender 2024 yang dilakukan secara terbuka melalui e-procurement BI ini, nilai proyeknya Rp6.686.017.206,75, sudah termasuk PPN 11 persen. Ada beberapa syarat bagi perusahaan yang tertarik mengikuti proses tendernya.

Yakni, peserta tender adalah perusahaan yang memiliki izin usaha di bidang percetakan. Merupakan rekanan BI yang terdaftar dalam aplikasi e-procurement BI. Sepanjang 2021-2022, memiliki pengalaman pencetakan kalender dengan nilai Rp4 miliar, dan jumlah cetakan kalender dinding dan/atau kalender meja, minimal 10.000 eksemplar dalam 1 kontrak.

“Memiliki tenaga profesional di bidangnya, memiliki mesin percetakan atau offset minimal 5 warna yang berfungsi dengan baik dengan kualitas hasil cetak yang baik. Memiliki mesin penjilid binding lengkap dan mesin pons dalam keadaan baik,” tulis pengumuman tersebut.

Oh iya, bagi perusahaan yang tertarik, pendaftaran sudah ditutup. karena BI membuka pendaftaran proyek gurih ini sejak 25 september 2023 hingga 2 Oktober 2023.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono buru-buru memberikan pembelaan. Dia bilang, harga paket pengadaan kalender 2024 dari BI, masih wajar.  

“Itu kan paket kalender dan buku agenda yang dicetak sangat banyak. Dikirim ke seluruh karyawan dan stakeholders di seluruh Indonesia, dan mancanegara. Harga satuannya sudah mengacu kepada standar Indonesia. Dan nilai itu adalah acuan nilai maksimal untuk lelang,” kata Erwin kepada Inilah.com, Jakarta, Jumat (13/10/2023).

Hanya saja, Erwin tidak menjelaskan jumlah kalender meja, kalender dinding, paperbag serta buku agenda, yang ditenderkan. Yang jelas, anggaran Rp6,7 miliar untuk pengadaan kalender 2024 di BI, masih wajar.

“Kalau desain, kita yang kerjakan sendiri. Dengan banyaknya jumlah yang harus didistribusikan, kami meyakini masih wajar,” kata Erwin.

Back to top button