Market

FPKS Nilai Harga BBM Subsidi Layak Turun

Dengan berkurangnya beban dari nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan harga minyak mentah dunia, maka anggota DPR dari FPKS minta pemerintah menurunkan harganya BBM subsidi yang sudah naik sejak September 2022 lalu.

Menurut anggota DPR Komisi VII, Mulyanto, saat ini nilai tukar rupiah telah menguat terhadap dolar AS. Demikian juga dengan harga minyak mentah dunia atau crude oil di kisaran US$75-US$87 per barel. Penurunan ini membuat berkurangnya beban APBN di tahun 2024 mendatang.

Dalam asumsi makro RAPBN 2024 yang disampaikan pemerintah akhir pekan lalu, nilai tukar rupiah diusulkan Rp14.700-Rp15.000 per dolar AS. Untuk harga minyak mentah menjadi US$75-US$85 per barel. “Angka-angka asumsi terebut sudah jauh di bawah kondisi saat harga BBM bersubsidi dinaikan (September 2022), yakni nilai rukar rupiah sebesar Rp15.500 per dolar AS. Sedangkan harga mintah mentah dunia lebih dari US$110 per barel,” demikian mengutip keterangan resminya, Senin (22/5/2023).

Dengan penurunan nilai tukar rupiah dan harga minyak mentah tersebut artinya beban anggaran untuk subsidi BBM di tahun 2024 ini akan berkurang. Untuk itu, ia meminta pemerintah tetap mengalokasikan selisih anggaran tersebut untuk subsidi BBM sehingga harga BBM bersubsidi dapat diturunkan baik untuk solar maupun pertalite. “Sudah selayaknya harga BBM bersubsidi turun sekarang,” tegas Mulyanto.

Selain itu, Politisi Fraksi PKS ini juga minta pemerintah segera menerapkan pembatasan distribusi BBM bersubsidi agar tepat sasaran. Mobil mewah sudah sepantasnya tidak menggunakan BBM bersubsidi.

Ia menegaskan, selisih anggaran dari penurunan harga minyak dunia di atas jangan digunakan untuk mensubsidi mobil listrik. “Kita menolak subsidi untuk membeli barang mewah untuk orang kaya, apalagi untuk kendaraan perorangan milik pribadi, bukan transportasi publik,” tegasnya.

Alasannya, Mulyanto menilai hakikat subsidi adalah diberikan untuk mereka yang kurang mampu dalam rangka meningkatkan daya beli mereka. Bukan kepada orang kaya yang sudah tinggi daya belinya.

“Saat ini masyarakat membutuhkan bantuan untuk dapat bangkit memperbaiki kondisi ekonominya. Terutama bagi masyarakat yang sehari-harinya bekerja di sektor informal yang membutuhkan bantuan subsidi dari pemerintah,” jelasnya.

Pada bulan September 2022, pemerintah menaikkan harga BBM subsidi seperti harga pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter. Harga solar subsidi naik dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter. Sedangkan harga Pertamax naik dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.

Back to top button