Empati

Prihatin Serangan Israel ke RS Gaza, Peraih Nobel Malala Kirim Donasi Rp4,7 Miliar

Penerima Nobel Perdamaian, Malala Yousafzai, pada Rabu (18/10/2023) mengumumkan donasi sebesar $300.000 atau sekitar Rp4,7 Miliar kepada organisasi amal yang membantu warga Palestina di tengah konflik yang semakin memanas. Langkah ini diambil setelah serangan udara Israel terhadap Rumah Sakit Al-Ahli Al-Arabi (Baptist) di Gaza yang menewaskan sekitar 500 warga Palestina pada Selasa (17/10/2023) malam.

Dalam sebuah pernyataan video, aktivis HAM berkebangsaan Pakistan tersebut menyatakan solidaritasnya terhadap rakyat Palestina dan mengutuk hukuman kolektif. “Saya di sini untuk menambahkan suara saya kepada mereka dari Palestina, Israel, dan seluruh dunia yang menjerit meminta damai. Hukuman kolektif bukanlah jawabannya,” tegasnya, seraya menyoroti bahwa setengah dari populasi Gaza berusia di bawah 18 tahun.

Perdana Menteri Pakistan, Anwaar-ul-Haq Kakar, juga memberikan komentar mengenai insiden ini, menggambarkan serangan udara Israel sebagai “tindakan kekejaman yang tidak bisa dibela.” Ia meminta komunitas internasional untuk bertindak cepat guna mengakhiri kekerasan yang sedang berlangsung.

Serangan pada Selasa (17/10/2023) malam terhadap rumah sakit dilaporkan sebagai insiden tunggal paling mematikan sejak dimulainya kampanye pengeboman Israel yang tak kenal henti di wilayah Palestina yang diduduki sejak 7 Oktober. 

Israel menyatakan bahwa serangan ini merupakan respons terhadap serangan lintas batas oleh Hamas, pemerintah di Gaza, terhadap komunitas di selatan Israel yang mengakibatkan setidaknya 1.300 korban. 

Sebelum serangan udara pada hari Selasa, otoritas kesehatan di Gaza melaporkan bahwa sedikitnya 3.000 orang telah tewas selama pengeboman 11 hari oleh Israel yang dimulai setelah serangan pada 7 Oktober.

Malala menekankan kebutuhan untuk tindakan kolektif, mendesak semua orang yang menyaksikan videonya untuk berkontribusi kepada organisasi yang terlibat dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina. Ia juga meminta untuk mendorong pemimpin dunia agar memastikan “gencatan senjata segera dan perdamaian yang abadi.”

Malala telah menjadi pendukung vokal terhadap hak Palestina untuk penentuan nasib sendiri dan seringkali mengkritik tindakan militer dan pendudukan Israel di masa lalu.

Back to top button