Market

PKS Gugat Janji Setop Impor Jokowi, Cangkul dan Beras Bergantung Asing

Rabu, 24 Agu 2022 – 22:01 WIB

PKS Gugat Janji Setop Impor Jokowi, Cangkul dan Beras Bergantung Asing

Ketua DPP PKS bidang Tani dan Nelayan, Riyono,.

Lagi-lagi, Presiden Jokowi melontarkan kata-kata ‘bodoh’ lantaran APBN digunakan untuk memborong produk impor. Namun, PKS justru menyarankan presiden untuk bercermin.

Dalam acara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di TMII, Jakarta Timur, Selasa (23/8/2022), Jokowi mengatakan, sangat bodoh jika APBN terus dihamburkan untuk membeli produk impor. “Lucu sekali, APBN yang kita collect dari pajak, PNBP, royalti masuk ke APBN. Kemudian keluar sebagai belanja pemerintah, yang dibeli barang impor. Waduh bodoh banget kita kalau terus-terusan impor,” tegas Jokowi.

Ketua DPP PKS bidang Tani dan Nelayan, Riyono justru mempertanyakan kekesalan Jokowi itu. Seharusnya tidak perlu sedahsyat itu, sebaiknya instrospeksi. “Keluhan Presiden Jokowi soal kebijakan impor harusnya dikembalikan kepada janji dan program sebagai Presiden. Apa sudah dipenuhi janji untuk setop impor 2014? Kalau mau marah ya harusnya marahlah kepada diri sendiri,” kata Riyono, dikutip Rabu (24/8/2022).

Faktanya, kata Riyono, sampai sekarang, cangkul saja masih impor. Pada 2019, Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat, impor cangkul mencapai 268,2 ton, senilai US$101.69 ribu. Janji Jokowi bahwa pada 2021 tidak ada beras impor, ternyata bobol juga. “Saat itu, sekitar 41.000 ton beras impor masuk tidak melalui Perum Bulog,” tuturnya.

Selanjutnya Riyono menyampaikan catatannya. Pada 2017, Indonesia mengimpor 305.274 ton beras senilai US$143,64 juta. Tiga negara yang kebagian berkah dari impor ini adalah Thailand sebanyak 108.944 ton senilai US$60,28 juta, Pakistan sebanyak 87.500 ton dengan nilai US$34,79 juta, dan Myanmar sebanyak 57.475 ton senilai US$19,54 juta.

Setahun berikutnya, kata Riyono, Indonesia mengimpor 2.253.824 ton beras dengan nilai US$1,037 miliar. Tiga negara paling banyak memasok beras, yakni Thailand sebanyak 795.600 ton senilai US$386,53 juta, Vietnam sebanyak 767.180 ton senilai US$360,74 juta, dan India sebanyak 337.999 ton senilai US$139,15 juta. Tahun 2019, impor lagi sebanyak 444.508 ton beras dengan nilai US$184,25 juta. Tiga negara yang paling banyak memasok beras, yakni Pakistan sebanyak 182.564 ton senilai US$67,81 juta, Myanmar sebanyak 166.700 ton senilai US$56,28 juta, dan Thailand sebanyak 53.278 ton senilai US$38,56 juta.

“Melihat data diatas membuktikan bahwa sebenarnya Presiden Jokowi mempermasalahkan soal impor hanya sebatas wacana, dan tidak ada tindaklanjutnya. Itulah yang membuat impor terus membanjiri Indonesia. Keuntungan impor trilyunan, oligarki pasti tidak akan diam” tutup Riyono.

Back to top button