Market

Pertamina Segera Produksi Bahan Bakar Jenis Bioetanol, Bagaimana Persiapannya?

Untuk mendukung energi bersih yang akan mengandalkan bahan bakar baru dari sumber energi terbarukan, Pertamina segera meluncurkan bahan bakar jenis Bioetanol. Walaupun untuk memproduksi jenis ini memerlukan biaya sangat tinggi karena pasokan bahan bakunya terbatas.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan etanol yang akan digunakan nanti berasal dari molases tebu. Kebijakan transisi energi ini bukan sekadar memiliki ambisi untuk menurunkan karbon emisi, tapi lebih penting mewujudkan kemandirian energi.

“Jadi gak papa ya Pak Alfian kita bocorin dulu, kita mau launching produk baru. Yaitu bioetanol, jadi Pertamax kita campur dengan etanol,” ujar Nicke dalam Media Briefing Capaian Kinerja 2022, Selasa (6/6/2023) saat itu.

Menurut Nicke, produksi produk baru BBM ini nantinya tidak akan mengganggu pasokan tebu untuk kebutuhan industri gula. Adapun, bioetanol sendiri diproduksi dari hasil fermentasi molases (tetes tebu).

Selain dari tebu, Indonesia juga masih memiliki potensi bahan baku yang cukup besar sebagai sumber bioetanol. Pasalnya, sumber bioetanol juga dapat berasal dari singkong dan jagung.

“Jadi kita akan terus lakukan riset-riset untuk menghasilkan bioenergi dari bahan baku nabati. Jadi tantangannya yang kedua adalah ke orangnya ya,” ujar Nicke.

Produk baru tersebut merupakan bahan bakar alternatif yang dicampur dengan energi yang bersumber dari nabati. Sebenarnya, bahan bakar ini biasa digunakan untuk kendaraan bermesin bensin.

Walaupun, Pertamina bukan pertama yang mengembangkan bahan bakar jenis ini. Beberapa negara telah mengembangkan terlebih dahulu. Termasuk negara China yang sudah merilis kebijakan untuk mewajibkan penggunaan etanol di seluruh wilayah pemerintahannya pada Januari 2020. Walaupun mengalami hambatan dengan adanya penolakan dari pengusaha lokal, ongkos produksi etanol yang tinggi, dan terbatasnya bahan baku.

Namun kondisi di China, berbeda dengan yang terjadi di Amerika Serikat (AS) dan Brazil merupakan negara yang sukses menerapkan etanol sebagai komponen wajib dalam campuran bahan bakar kendaraan.

Keduanya juga merupakan negara dengan tingkat produksi etanol tertinggi di dunia. Sebagai contoh, sepanjang periode 2018 AS berhasil memproduksi 16,1 miliar gallon sedangkan Brazil berada di posisi kedua dengan jumlah produksi sebesar 7,95 miliar gallon.

Bioetanol dibuat dengan teknik fermentasi biomassa seperti umbi-umbian, jagung atau tebu, dan dilanjutkan dengan destilasi. “Jenis bioetanol ini dapat digunakan secara langsung maupun tidak langsung sebagai bahan bakar,” demikian mengutip dari laman Indonesiabaik.id. Sumber bioetanol seperti singkong, tebu, buah-buahan dan jagung mudah dibudidayakan masyarakat maupun skala perusahaan.

Biodiesel adalah minyak dari tumbuham atau hewan yang sudah dipakai sebagai alternatif atau digabung dnegan minyak solar untuk mobil dan armada industri dengan mesin diesel. Biodiesel menggunakan bahan baku minyak sawit mentah (Crude Palm Oil), minyak nyamplung, minyak jarak, minyak kelapa, Palm Fatty Acid Distillate (PFAD), dan minyak ikan. Bodiesel dapat digunakan pada mesin diesel tanpa modifikasi.

Back to top button