News

Perawat Ini Beri Keceriaan dan Obat Gratis Bagi Warga Kampung Pasir Ipis Cianjur

Merawat pasien adalah tugas yang biasa dilakoni para perawat. Namun perawat yang bisa memberi keceriaan dan obat gratis bagi warga korban bencana adalah hal yang luar biasa

Slurp! Seorang pria sedang asik menikmati secangkir kopi hitam di warung kecil yang terletak di kawasan Mangunpraja, Cugenang Kabupaten Cianjur. Namanya adalah Faisal Tanjung Zainal, Inilah.com secara tidak sengaja bertemu dengannya, yang akhirnya saling sapa dan membicarakan soal pilunya kondisi warga Kecamatan Cugenang yang terdampak gempa bumi. Tercatat sudah ratusan nyawa melayang akibat guncangan berkekuatan 5,6 magnitudo itu.

Semula Faisal hanya mengaku relawan biasa yang tidak tergabung dari organisasi atau komunitas manapun. Namun belakangan diketahui, ia adalah seorang tenaga kesehatan, perawat, yang bertugas di daerah pelosok di atas gunung, Kampung Pasir Ipis Desa Sukamulya.”Ya saya bukan siapa-siapa dan bukan dari mana-mana, mau aja ke sana, ada teman juga di sana,” kata Faisal, Kamis (24/11/2022).

Kopi pun habis, Faisal bersama temannya langsung bergegas untuk menjalankan tugas. Mereka berboncengan, menyusuri jalan menanjak. Sejauh mata memandang, terpampang hamparan kebun teh yang membentang. Rupanya Kampung Pasir Ipis merupakan desa terakhir menuju Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP).

Selama perjalanan, lika-liku jalan yang licin adalah santapan wajib, harus hati-hati dan berjalan perlahan menyusuri belokan demi belokan. Setelah 30 menit perjalanan, Faisal memberhentikan dan memarkirkan sepeda motornya di ujung jalan. Di lokasi itu terlihat ada spanduk bertuliskan Posko Kesehatan, namun tidak ada tanda-tanda petugas medis yang bersiaga.

Perjalanan Faisal untuk menunaikan tugas belum usai, dia turun dari kendaraan dan bergegas melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki, menelusuri gang sempit. Langkahnya terhenti di sebuah rumah berdindingkan anyaman bambu. Ia langsung disambut warga yang ada di sekitar, rupanya memang Faisal sudah dikenal oleh warga sebagai perawat yang biasa berkunjung ke desa.

kampung pasir ipis - inilah.com

Kedatangan Faisal mengundang para warga yang sedang sakit dan kesulitan mendapatkan pemulihan karena akses yang terbatas. Pasien pertamanya, seorang kakek berusia 71 tahun menghampiri dengan perlahan mengeluhkan pusing dan perut yang sering keras juga kembung.

“Abah makan apa tadi? Jangan makan ikan asin ya. Darahnya 150/80 tapi ini biasanya faktor usia, makanya ini obat pereda nyeri dan lambungnya ya, minum tiga kali sehari,” kata Faisal.

Faisal tak hanya memeriksa kesehatan dan memberi obat gratis, tapi ia juga suka melempar candaan sehingga membuat kondisi psikis masyarakat terdampak gempa menjadi mereda. Guyonan dilontarkan kepada sang kakek, yang mengaku rajin makan sayur. Faisal lantas tidak langsung percaya dengan pengakuan kakek itu.

“Ya pantes atuh ya, bohong kali ya abah, suka tapi makannya sedikit, gimana abah? Itu kan sawah banyak sayurnya, makan atuh,” kata Faisal menimpali yang mengundang gelak tawa dari warga yang berkumpul.

Tak lama berselang, datang warga yang meminta tolong, ada seorang nenek yang sedang mengalami sesak nafas. Faisal bergegas menuju rumahnya dan melihat nenek sudah bersandar di dinding. Sambil merebakan badan si nenek dengan bantal yang tinggikan, ia menyarankan agar si nenek tak melakukan aktivitas yang terlalu berat.

Dalam perbincangan mereka, si nenek mengaku habis makan nasi dengan bala-bala (bakwan). Mendengar itu, saran yang sama seperti ke kakek sebelumnya Faisal lontarkan kepada sang nenek. “Atuh makannya sayur, kan sudah tidak muda lagi,” ujar Faisal yang kembali mengocok perut para warga yang menonton.

Setelah memberikan obat kepada nenek, giliran seorang anak kecil yang mengadu tenggorokannya sakit. Faisal kembali berseloroh bahwa anak kecil itu terlalu banyak konsumsi minuman kemasan dengan kandungan gula yang banyak, sehingga membuat tenggorokannya sakit. Dia pun memberi obat pereda nyeri dan menyarankan untuk rajin minum air putih. “Jangan minum itu lagi ya, minumnya air putih yang banyak. Buat Ibunya tolong anaknya jangan dulu minum itu, tajam soalnya ke tenggorokan,” jelasnya.

Usai menangani tiga pasien, Faisal kembali menyusuri gang-gang sempit dengan pemandangan bangunan rumah yang telah retak bahkan puing reruntuhan yang menumpuk. Ia memeriksa satu persatu warga yang mengeluhkan sakit yang beragam. Dari demam, flu hingga darah tinggi.

Selepas bertugas, Faisal kebanjiran ucapan terima kasih dari banyak warga yang merasa begitu terbantu akan kehadirannya, mengingat akses kesehatan yang relatif jauh, terlebih imbas bencana gempa yang membuat warga makin kesulitan. “Terima kasih ya, obatnya gratis dan sudah periksa kita, semoga Allah balas ya kebaikannya, aamiin,” ujar para warga.

Back to top button