News

Peran Gita Wirjawan dan Eks Bos Indosat dalam Pusaran Kontroversi Pinjol di ITB


Kerja sama antara Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan perusahaan pinjaman online Danacita, yang menawarkan solusi pinjaman untuk Uang Kuliah Tunggal (UKT), tengah menjadi pusat perhatian. Menariknya, di balik inisiatif ini terdapat peran penting dari Gita Wirjawan, tokoh terkemuka di Indonesia, serta mantan pemimpin perusahaan telekomunikasi besar, Indosat.

Komunitas mahasiswa dan alumnus ITB dikejutkan dengan berita kerja sama antara ITB dan PT Inclusive Finance Group, atau Danacita, sebuah perusahaan pinjaman online (pinjol) yang menawarkan solusi pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa. Kerja sama ini memicu perdebatan mengenai kebijakan pendanaan pendidikan di Indonesia.

Danacita, yang telah menjalin kerja sama dengan kurang lebih 61 perguruan tinggi di Indonesia, termasuk ITB, menawarkan pinjaman dana untuk membantu mahasiswa yang kesulitan membayar UKT. Langkah ini mengikuti praktik student loan yang sudah umum di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, namun masih jarang terjadi di Indonesia.

Sejak beroperasi pada tahun 2018, Danacita telah menyalurkan pinjaman pendidikan dengan total akumulasi mencapai Rp375,9 miliar kepada 14.111 pengguna aktif. Layanan ini tidak hanya terbatas pada mahasiswa, tetapi juga mencakup individu yang ingin membayar kursus secara cicilan.

Danacita menawarkan opsi cicilan 6 atau 12 bulan untuk pembayaran UKT tanpa memerlukan uang muka atau jaminan. Berdasarkan simulasi yang dilakukan oleh Inilah.com, cicilan bulanan dan total pengembalian dana terlihat bervariasi tergantung pada durasi pembayaran yang dipilih.

Profil dan Latar Belakang Danacita

Di balik perkembangan Danacita yang masif menggandeng mitra institusi pendidikan, terdapat tim manajemen dan penasihat yang berpengalaman. Direktur Utama Danacita, Alfonsus Dwianto Wibowo, dan Direktur Harry Noviandry, didukung oleh penasihat seperti Gita Wirjawan, Roy H.M. Sembel, dan Alexander Rusli, memiliki latar belakang yang kuat di industri keuangan dan pendidikan.

Gita Wirjawan sendiri pernah menjabat Menteri Perdagangan dari tahun 2011 sampai 2014, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dari tahun 2009 sampai 2011.

Gita Wirjawan merupakan Kepala dari Ancora Group, sebuah grup di Indonesia yang didirikannya pada  2008 yang berfokus pada sektor real estate, teknologi, pendidikan dan sumber daya alam.

Dalam dunia pendidikan, Gita duduk sebagai salah satu Dewan Penasihat Global untuk Yale University School of Management dan Dewan Gubernur untuk Asia School of Business (MIT Sloan). Kini Gita aktif menjalankan program siniar (podcast) Endgame. Adapun, di Jawa barat dia dikenal sebagai pemilik properti megah The Maj yang berada di Dago, Bandung.

Sedangkan Alexander Rusli sebagai advisor Danacita. Ia menjabat sebagai CEO Indosat Ooredoo dari tahun 2012-2017, Staf Khusus Menteri BUMN dari tahun 2007-2009, dan Staf Khusus Menteri Kominfo dari tahun 2001-2007.  Saat ini, Alexander menjabat sebagai Komisaris Independen di PT Link Net Tbk. (LINK), PT Multipolar Tbk. (MLPL), dan PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL).

Sebagai adviser membuat peran keduanya begitu sentral sebagai ahli yang bertugas untuk membangun hubungan baik antara perusahaan dengan klien.

Tanggapan ITB dan OJK

Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB, Naomi Haswanto, kerja sama ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi mahasiswa dalam membayar UKT. Naomi juga menyampaikan bahwa selain ITB, terdapat banyak perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS) yang bekerja sama dengan Danacita.

Menurutnya, mahasiswa ITB dapat melakukan pembayaran melalui layanan virtual account, kartu kredit, maupun lembaga non bank khusus pendidikan seperti Danacita.

Meski begitu Rektorat ITB telah meminta maaf dengan polemik kesulitan membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang dialami mahasiswa sehingga menjadi viral di media sosial X, karena menggandeng pinjol untuk mengatasi kesulitan tersebut.

“Pertama ingin disampaikan permohonan maaf terkait adanya hingar-bingar ini karena memang adanya salah tafsir karena informasi yang belum disampaikan secara lengkap lalu ada kekagetan,” katanya.

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memanggil Danacita untuk meminta penjelasan lebih lanjut mengenai kerja sama ini, menekankan pentingnya kehati-hatian dan transparansi dalam penyaluran pembiayaan.

kerja sama antara ITB dan Danacita ini membuka diskusi lebih luas mengenai model pendanaan pendidikan di Indonesia dan peran pinjol dalam sektor ini. Dengan meningkatnya kebutuhan akan solusi pendanaan pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan, langkah ITB ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi institusi pendidikan lain dalam mengatasi tantangan serupa.

 

Back to top button