Ototekno

Penyebaran Informasi Hoaks di Medsos Selama Konflik Israel-Palestina 2023

Sejak meletusnya konflik antara Israel dan Palestina pada 7 Oktober lalu, media sosial diramaikan oleh berbagai klaim dan informasi yang tidak benar. 

Kegiatan memanipulasi berita atau yang biasa dikenal dengan disinformasi dan ‘fake news’, telah merajalela dan mempengaruhi persepsi publik terhadap konflik yang sedang berlangsung. Mengutip DailySabah, Sabtu (21/10/2023), berikut adalah berita hoaks yang beredar selama perang Israel-Hamas.

Bom RS Al Ahli

Ledakan di sebuah rumah sakit di Gaza yang menewaskan ratusan warga Palestina pada Selasa (17/10/2023) adalah fokus terbaru dari lonjakan aktivitas, ketika para pendukung kedua belah pihak dalam pertempuran antara Israel dan Hamas mencoba untuk memperkuat narasi masing-masing dan meragukan pihak lain.

Klaim yang banyak beredar adalah tentang pengeboman Rumah Sakit Baptis Al-Ahli oleh Israel, yang menewaskan 471 orang. Klaim ini dibantah oleh Amerika Serikat, yang mendukung pernyataan Israel bahwa roket yang meleset dari kelompok perlawanan Palestina adalah penyebabnya. Namun, investigasi menunjukkan bahwa kebanyakan rekaman video yang digunakan adalah dari bulan Agustus 2022, sehingga tidak relevan.

Akun Palsu Al-Jazeera

Akun media sosial yang mengatasnamakan reporter Al-Jazeera, Farida Khan, juga ikut menyebarkan informasi palsu terkait serangan roket Hamas Ayyash 250. 

Al-Jazeera sendiri telah membantah dan merilis peringatan bahwa akun tersebut tidak memiliki hubungan apa pun dengan layanan beritanya.

Klaim Penyiksaan Hamas

Beberapa laporan menyebutkan bahwa pejuang militan Hamas menculik anak-anak Israel dan melakukan pembunuhan atau perkosaan terhadap wanita Israel. 

Semua klaim ini telah dibantah. Bahkan, militer Israel sendiri membantah pernyataan dari Presiden AS, Joe Biden, yang mengklaim bahwa pejuang Hamas telah membunuh 40 bayi Israel.

Xenofobia dan Kesalahan Informasi

Klaim lainnya adalah bahwa Presiden Recep Tayyip Erdoğan dari Türki mendukung serangan teroris yang dihadapi Israel. 

Tidak ada bukti bahwa pernyataan tersebut pernah dibuat oleh presiden. Selain itu, Türkiye juga tidak membantu Israel dengan mengirim sayuran dan buah-buahan, sebagaimana diklaim oleh beberapa pihak.

Direktur Komunikasi Türki, Fahrettin Altun, menyerukan agar organisasi media dan masyarakat sipil meluncurkan “inisiatif bersama” untuk menangani berita palsu.

“Disinformasi bukanlah latihan yang tidak bersalah dan mereka yang berpartisipasi di dalamnya tanpa disadari harus memahami bahwa mereka juga memiliki tanggung jawab,” kata Altun.

Back to top button