Hangout

Pentingnya Memilih Susu Segar Pasteurisasi yang Berkualitas Menurut Dokter Gizi

Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Christopher Andrian, M.Gizi, Sp.GK, memberikan saran kepada masyarakat mengenai pentingnya mengonsumsi fresh milk atau susu segar pasteurisasi setidaknya dua kali sehari. Namun, ia menekankan bahwa anak-anak di bawah usia 12 bulan sebaiknya masih mendapatkan ASI sebagai makanan utama mereka.

“Dalam hal konsumsi susu untuk orang dewasa, kita perlu memperhatikan batasan konsumsi lemak. Meskipun tetap diperbolehkan untuk minum susu, sebaiknya memilih susu rendah lemak atau bebas lemak,” ungkap dr. Christopher di Jakarta, Jumat (7/7/2023).

Christopher juga mengingatkan masyarakat untuk memastikan memilih susu yang hanya mengandung 100 persen susu sapi segar yang berasal dari sapi-sapi yang terjaga kesehatannya dan diawasi dengan baik.

Hal ini dikarenakan kualitas susu sapi memiliki konsep yang hampir sama dengan air susu ibu (ASI), di mana kesehatan sapi, pakan yang diberikan, bahkan kenyamanan sapi tersebut berpengaruh besar terhadap kualitas susu yang dihasilkan.

Susu segar pasteurisasi umumnya melalui proses pemanasan dengan suhu rendah sekitar 70-125°C selama lima detik, sehingga tidak banyak mengubah sifat fisik susu dan lebih mudah diserap oleh tubuh. Susu ini dapat disimpan selama kurang dari 40 hari pada suhu dingin.

Menurut dr. Christopher, proses pengolahan ini tidak menghilangkan atau merusak vitamin, mineral, makronutrien, dan nutrisi bioaktif alami yang terkandung dalam protein susu.

Nutrisi bioaktif memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan dan metabolisme seseorang, termasuk dalam memperbaiki jaringan tubuh, memiliki sifat anti-inflamasi, antioksidan, dan bahkan bersifat anti kanker.

Berbeda dengan susu ultra high temperature (UHT) yang dipanaskan pada suhu yang lebih tinggi sekitar 131-145°C selama 10-40 detik untuk membunuh bakteri dan mikroorganisme yang berlebihan.

“Semakin lama susu dipanaskan dan semakin tinggi suhu yang digunakan, komponen seperti vitamin dan nutrisi bioaktif akan rusak atau berkurang,” jelas dr. Christopher.

Back to top button