Hangout

Polusi Udara Bisa Sebabkan Stunting

Polusi udara dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit berbahaya yang dapat mengancam jiwa dan merugikan setiap individu. Dampak dari polusi udara pun dapat menyerang seluruh manusia tanpa terkecuali seperti kelompok dewasa, anak-anak, remaja, dan ibu hamil.

Salah satu bahaya dari polusi udara yang menyerang anak-anak dan ibu hamil dapat menimbulkan efek panjang adalah stunting. Polusi udara dapat menyebabkan terjadinya stunting karena masuknya zat-zat beracun dari polusi udara ke dalam tubuh.

Zat-zat beracun yang terhirup ke dalam tubuh dapat kemudian diedarkan melalui pembuluh darah keseluruh tubuh, yang kemudian hal tersebut dapat menganggu perkembangan sistem saraf pusat dan kemampuan kognitif, dan juga meningkatkan risiko asma serta kanker pada anak-anak yang berusia di bawah 6 tahun.

Ketua Bidang Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI dan Guru Besar Bidang Pulmonologi dan Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Agus Dwi Susanto mengatakan bahwa anak-anak dan remaja yang tinggal di kota akan jauh lebih beresiko mengalami stunting dibandingkan dengan mereka yang tinggal di pedesaan.

“Hal tersebut karena anak yang tinggal di kota menghirup lebih banyak polusi udara yaitu sebanyak 12,2 persen, sedangkan anak-anak yang hidup di desa menghirup polusi udara sebanyak 7 persen,” kata Prof.DR.Dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K) saat temu media virtual, Jakarta, Selasa (8/8/2023).

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 93 persen anak usia di bawah 15 tahun terpapar polusi udara yang dapat menimbulkan berbagai penyakit dan juga dapat menganggu proses pertumbuhan anak-anak.

Kemudian, resiko stunting juga dapat terjadi melalui ibu hamil. Seorang ibu hamil yang menghirup polusi udara dapat memberikan efek kepada janin yang dikandungnya karena sang janin turut mengkonsumsi gas beracun dari polusi udara. Karena itu, terdapat kemungkinan akan lahir anak yang beresiko mengalami stunting.

Back to top button