Market

Pasokan BBM Aman Usai Israel Serang Palestina Bertubi-tubi?

Pasokan minyak untuk mendukung persediaan Bahan Bakar Minyak atau BBM di dalam negeri aman meskipun ada ancaman dari konflik Hamas-Israel sejak sepekan lalu.

“Yang pasti PT Pertamina tugasnya memastikan kepastian stok untuk berbagai bahan bakar minyak (BBM) ke masyarakat, baik Pertalite maupun Solar, ini kita pasti jaga,” kata Wakil Menteri (Wamen) BUMN, Kartika Wirjoatmodjo usai kegiatan groundbreaking Taman Kota Peruri di Jakarta, Sabtu (14/10/2023) kemarin.

Di sisi lain, pemerintah juga terus mencari sumber dengan harga yang lebih terjangkau. Saat ini, Indonesia mengimpor minyak dari beberapa negara.

“Kita cari sumber-sumber yang beragam, karena kita sekarang impor bukan hanya dari satu negara. Ada dari Nigeria, Amerika, dan sebagainya,” jelas Tiko.

Harga minyak mentah dunia kian melesat pada perdagangan Jumat (13/10/2023) pekan ini setelah Israel memulai serangan darat ke Gaza.

Harga minyak mentah WTI tercatat melonjak 5,77% di posisi US$87,69 per barel, begitu juga dengan minyak mentah Brent ditutup naik 5,69% ke posisi US$90,89 per barel.

Dalam sepekan minyak mentah WTI menguat 5,92%, begitu juga dengan minyak mentah Brent naik 7,46%.

Padahal pada bulan Agustus 2023 lalu, kuota BBM bersubsidi 2023 diperkirakan tidak akan cukup sampai akhir tahun. Jatah tahun ini sebesar 17 juta kiloliter (KL) diprediksi akan habis awal Desember 2023. Walaupun data ini sebelum serangan Israel ke Palestina di awal Oktober 2023 pecah.

Untuk itu BPH Migas pun berupaya meningkatkan pengawasan dalam penyediaan dan pendistribusian BBM bersubsidi. Sedangkan untuk memastikan pemanfaatannya tepat sasaran, BPH Migas bersama instansi terkait membentuk Tim Satuan Tugas (Satgas) Pengawasan dan Monitoring BBM Subsidi.

Saat itu, Anggota Komite BPH Migas Iwan Prasetya Adhi menyampaikan, salah satu tugas BPH Migas adalah memastikan pendistribusian BBM bersubsidi dapat dinikmati oleh masyarakat yang berhak. Mengingat terbatasnya anggaran pemerintah, maka perlu dilakukan pengawasan yang ketat agar tidak melebihi kuota yang telah ditetapkan.

“Kita mengharapkan agar BBM subsidi yang kuotanya ditetapkan 17 juta KL pada tahun 2023, dapat mencukupi hingga akhir tahun. Berdasarkan realisasi hingga saat ini, kuota BBM bersubsidi diperkirakan hanya akan cukup hingga awal Desember 2023,” kata Iwan dikutip dari laman BPH Migas, Rabu (2/8/2023).

Back to top button