News

Bacapres Disarankan Bawa Isu Lapangan Pekerjaan, bila Ingin Menang di Sumbar

Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbarunya yang bertajuk ‘Peta Elektoral Partai dan Calon Presiden di Sumatera Barat’. Peneliti utama Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan selain isu politik terdapat isu lain yang juga menjadi sorotan warga Sumatra Barat (Sumbar).

Menurutnya, partai politik (parpol) dan bakal calon presiden (bacapres) sebaiknya membawa isu sepitar lapangan pekerjaan dan harga bahan pokok murah, untuk mendapat simpati warga Sumbar.

Dalam survei itu, sebanyak 34,4 persen responden yang menyatakan bahwa masalah lapangan pekerjaan masih menjadi momok bagi warga Sumbar. “Apa yang menjadi konsen warga Sumbar? paling tinggi adalah menciptakan lapangan pekerjaan atau mengurangi pengangguran,” kata Burhanuddin dalam paparannya, Kamis (3/8/2023).

Ia menuturkan bahwa masalah kedua yang juga masih menjadi momok adalah pengendalian harga bahan pokok. Setidaknya ada 16,2 persen responden yang menyoroti masalah tersebut.

“Di sumbar isunya adalah job creation. Sementara isu kebutuhan bahan pokok berada di peringkat kedua tapi selisihnya jauh dengan isu penciptaan lapangan pekerjaan,” jelasnya.

Namun, ada isu-isu lain yang menjadi sorotan dari warga Sumbar. Isu tersebut adalah pembangunan infrastruktur sebesar 8,8 persen, pemerataan pendapatan 6,8 persen, keamanan dan ketertiban 6,8 persen dan perbaikan kualitas pendidikan 4,9 persen.

Kendati begitu, kata Burhanuddin, isu tersebut jauh tertinggal dibandingkan dengan isu lapangan pekerjaan yang menjadi masalah utama warga Sumbar. “Jadi partai partai dan capres isu yang dianggap lebih mendesak bagi warga Sumbar itu isu lapangan pekerjaan,” pungkasnya.

Sekadar informasi, survei digelar pada 26 Juni-10 Juli 2023 dengan melibatkan 810 responden di tiap dapil. Adapun Sumatera Barat terdiri dari 2 dapil, dengan demikian responden total di 2 dapil yakni 1.620. Metode survei dilakukan dengan wawancara secara tatap muka. Adapun margin of error survei sebesar 2,7 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Back to top button