Market

Pasar Saham Terhempas Ekspektasi Pengetatan Moneter Global

Pada akhir perdagangan sesi pertama Selasa (18/1/2022), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,41% ke level 6.551,60. Pasar berekspektasi terkait tren kenaikan inflasi yang diikuti dengan kenaikan suku bunga dan pengetatan moneter secara global di tengah perekonomian yang baru bangkit dari pandemi.

Meski begitu, investor asing tercatat melakukan net buy hingga Rp70,30 miliar di pasar reguler.

Adapun 5 saham yang paling banyak dibeli asing adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO), PT United Tractors Tbk (UNTR), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).

Sedangkan 5 saham yang ramai dijual asing adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR).

Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS siang ini ditutup melemah ke level 14.329 dibandingkan hari sebelumnya di level 14.315. Sementara yield Surat Utang Negara (tenor 10 tahun) ditutup naik ke level 6,483% dari 6.473% pada hari sebelumnya.

Hendry Andrean, analis riset OCBC Sekuritas mengatakan, IHSG kembali melanjutkan tren negatifnya dengan pelemahan yang cukup signifikan. “Pengaruh sentimen negatif berasal dari eksternal dan domestic yang kembali mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini,” katanya dalam riset yang dirilis Selasa (18/1/2022) siang.

Bursa Asia lainnya, lanjut dia, juga terlihat bergerak cenderung negatif. Pelemahan juga terlihat di bursa Jepang, Hong Kong, Australia serta Korea Selatan. “Tren pelemahan di bursa Asia tampaknya dipengaruhi peringatan beberapa kalangan akan adanya potensi kenaikan inflasi global,” ucapnya.

Terakhir, kata Hendry, Presiden China Xi Jinping menyinggung soal inflasi dalam event virtual Davos Agenda. “Kondisi ini pada akhirnya membuat tren kenaikan suku bunga acuan global dan percepatan kebijakan moneter ketat di tengah kondisi ekonomi dunia yang masih berusaha bangkit akibat tekanan pandemi Covid-19 yang masih terus melanda,” papar dia.

Kasus Covid-19 Omicron yang hingga saat ini masih menunjukkan peningkatan di tingkat global dan diperkirakan berpotensi terjadi di Indonesia. DKI Jakarta dikabarkan akan kembali mengambil opsi PPKM level 3 atau meningkat dibandingkan PPKM level 2 yang telah berjalan selama ini.

Mengacu pada deretan sentimen negatif tersebut, IHSG diperkirakan masih berpeluang melanjutkan tren negatifnya pada perdagangan sesi kedua. “Potensi level support bagi IHSG di sesi kedua nanti kami perkirakan akan berada di level 6.537,” ungkap dia.

Lebih jauh Hendry menyodorkan beberapa saham pilihannya sebagai berikut:

  1. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)

“Saham JPFA kami perkirakan berpeluang untuk bergerak dalam tren menguat terutama jika JPFA mampu terus bergerak di atas level support kritikal 1.670,” tuturnya.

Secara teknikal, support JPFA berada di angka 1.670 dan resistance di 1.770. “Rekomendasi speculative buy untuk JPFA di level 1.690-1.705,” ujarnya.

  1. Saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO)

“ADRO kami perkirakan berpeluang untuk melanjutkan tren konsolidasinya namun level 2.120-2.150 berpeluang untuk menjadi level support kuat bagi ADRO,” ucapnya.

Secara teknikal, support ADRO berada di 2.120 dan resistance 2.370. “Rekomendasi buy on weakness untuk ADRO di level 2.120-2.150,” kata Hendry.

  1. Saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)

“TOWR kami perkirakan berpeluang untuk mengalami konsolidasi namun level 1.020-1.030 kami perkirakan berpeluang untuk menjadi level support kuat bagi TOWR,” papar dia.

Secara teknikal, support berada di 1.020 dan resistance 1.105. “Rekomendasi buy on weakness untuk TOWR di level 1.020-1.030,” imbuhnya.

Disclaimer: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Inilah.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.

Back to top button