Market

Dirut KAI: Tiket Kereta Lebaran Baru Terjual 49 Persen

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartantyo mengatakan bahwa per Senin, 3 April 2023, penjualan tiket KA Jarak Jauh pada masa Lebaran tahun ini baru mencapai 1,4 juta tiket. Jumlah tersebut setara 49 persen dari total keseluruhan tiket yang disediakan.

“Dari 3.065.000 sudah terjual 1.419.277 seat atau sekitar 49 persen. Kalau dilihat dari tingkat penjualan ini maka H-3 sampai H-1 ini sudah cukup padat,” kata Didiek dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, di Jakarta, Senin (3/4/2023).

Sementara itu, Direktur Layanan dan Niaga Garuda Indonesia Ade Susardi mengatakan Garuda Group menyiapkan sekitar 1,2 juta kursi yang terbagi atas 500 ribu kursi Garuda Indonesia dan 700 ribu kursi Citilink. Saat ini, tingkat keterisian kursi disebut baru 30 persen.

“Kalau sudah mendekati 75 persen kita akan siapkan frekuensi tambahan untuk destinasi-destinasi tersebut. Sampai saat ini sudah diputuskan untuk destinasi Padang, Surabaya, Sorong, dan Ujung Pandang,” kata dia.

Dalam paparannya, Ade menjelaskan total penerbangan Garuda Indonesia selama masa angkutan Lebaran sebanyak 2.807 kali yang terbagi atas 2.319 domestik dan 488 internasional.

Sedangkan total penerbangan Citilink sebanyak 4.273 kali yang terbagi atas 4.073 domestik dan 200 internasional.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan puncak arus mudik 2023 jatuh pada Jumat, 21 April 2023, atau H-1 Lebaran. Saat itu, jumlah pergerakan pemudik diperkirakan mencapai 17,7 juta orang atau 14,3 persen dari proyeksi pergerakan masyarakat selama masa lebaran tahun ini, 123,8 juta orang.

“Melihat potensi pergerakan masyarakat yang begitu tinggi pada masa mudik tahun ini, kami bersama pemangku kepentingan terkait akan menyiapkan langkah-langkah antisipasi,” ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi seperti dikutip dari keterangan resmi yang dirilis beberapa waktu lalu.

Antisipasi itu, menurut Menhub, berupa penyiapan sarana prasarana transportasi, aspek keselamatan hingga manajemen rekayasa lalu lintas.

Back to top button