News

Momen Tahun Baru, Anies Singgung Pelemahan Demokrasi Secara Perlahan

Senin, 02 Jan 2023 – 23:06 WIB

Anies Baswedan

Anies Baswedan saat mengakhiri masa jabatan Gubernur DKI Jakarta menggelar perpisahan di Balai Kota DKI, Minggu (16/10/2022), yang dihadiri ribuan warga. (Foto: Inilah.com/Didik Setiawan)

Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunggah momen hangatnya bersama putranya, Mikail dengan menonton film berjudul The Edge of Democracy pada awal tahun. Dalam unggahan melalui Instagram pribadinya @aniesbaswedan, ia terkesan dengan film itu dan menceritakan upaya menyingkirkan sosok Presiden Brasil Lula da Silva dari jabatannya.

“Dokumenter yang dibuat oleh Petra Costa, sineas perempuan milenial dari Brazil, bercerita tentang erosi demokrasi dan perjalanan politik Lula da Silva sebagai Presiden,” terang Anies di akun Instagaram @aniesbaswedan pada Senin (2/1/2023).

“Dokumenter ini lalu bercerita tentang upaya penyingkiran terhadapnya melalui pengadilan yang kontroversial atas tuduhan korupsi. Walau pada 2021 Mahkamah Agung membatalkan hukumannya. Kejatuhan Lula dan erosi demokrasi di Brazil membuka jalan bagi Jair Bolsonaro,” lanjut Anies.

Anies lalu berujar soal Lula da Silva yang dilantik menjadi presiden setelah mengalahkan Jair Bolsonaro dalam pemilu tahun lalu. Lula disebut Anies, berjanji hadirkan kembali program sosial dan hentikan deforestasi. Menurut Anies, komitmen yang tentu harus dibuktikan dan harus dikawal oleh rakyatnya.

Lebih lanjut, Anies menyebut usai menonton film dokumenter ini, dia justru teringat akan tiga tahap untuk melemahkan demokrasi yang tertuang dalam buku How Democracies Die.

“Menonton dokumenter ini mengingatkan pada buku How Democracies Die, bahwa ada tiga tahap untuk melemahkan demokrasi secara perlahan dan tak disadari. Pertama, ‘kuasai wasitnya’. Ganti para pemegang kekuasaan di lembaga negara netral dengan pendukung status quo,” ujarnya.

Lalu tahap kedua adalah menyingkirkan pemain lawan dengan cara kriminalisasi, suap, atau skandal. “Ketiga, ‘ganti aturan mainnya’. Ubah peraturan negara untuk melegalkan penambahan dan pelanggengan kekuasaan,” jelas Anies.

Bisa Dianggap Kewajaran Baru

Oleh karena itu menyebut, dengan pelemahan demokrasi yang secara perlahan ini dapat menyebabkan shifting baseline syndrome. “Yaitu perubahan secara bertahap dan perlahan hingga publik menjadi terbiasa dengan kondisi barunya yang sebenarnya buruk,” imbuh dia.

Ia juga menuliskan bahwa kondisi yang penuh oleh praktik yang dulunya dipandang tidak normal dan tidak boleh, dinormalkan dalam demokrasi. Namun, karena perburukannya berlangsung perlahan, maka tanpa sadar dianggap kewajaran baru.

“Dari dokumenter ini dunia belajar bahwa demokrasi tidak boleh taken for granted, tapi harus terus dirawat. Penyimpangan walau hanya kecil namun kontinyu terhadap etika dan praktik demokrasi akan menjadi lebar bila dibiarkan,” tegasnya.

“Pesan pentingnya: bila terlambat maka akan menjadi terlalu berat untuk dikembalikan pada relnya,” kata Anies.

Lalu Anies juga membahas bagaimana Lula pada akhirnya sudah dilantik menjadi presiden setelah mengalahkan Jair Bolsonaro dalam pemilu tahun lalu.

“Ia berjanji hadirkan kembali program sosial dan hentikan deforestasi. Komitmen yang tentu harus dbuktikan dan harus dikawal oleh rakyatnya. Salut untuk Petra Costa yang mengangkat tema penting ini,” kata Anies menambahkan.

Back to top button