Kanal

Wow…Modal Jual Kaus, Relawan Mau Antarkan Ganjar ke Istana

Eko Kuntadhi kena batunya. Mantan Ketua Relawan Ganjarist itu tersandung kasus gara gara mulut dan tulisannya yang tajam menohok. Eko yang banyak disebut orang berprofesi sebagai buzzer itu terlihat konyol tatkala mengomentari postingan Ning Imaz, salah satu putri KH Khaliq Ridwan, Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Komen Eko Kuntadhi sangat tak senonoh dan sudah di luar batas kewajaran. Belakangan Eko Kuntadhi minta maaf dan akan tandang ke  Lirboyo.

Tapi bukan kasus Eko versus Ning Imaz yang akan kita bahas kali ini. Biarlah kasus itu bergulir dan banyak pihak mengarahkan agar kasus ini diselesaikan lewat pengadilan, supaya jadi pelajaran bagi pendengung yang lain, bahwa hidup ini bukan semata mengejar rupiah dan lantas boleh menghalalkan segala cara.

Nama Eko makin moncer setelah dia ditunjuk sebagai Ketua Umum Relawan Ganjarist. Kemunculan Eko di media sosial dan media arus utama selalu menyuarakan cerita sukses dan kebaikan Ganjar. Pokoknya,  gak ada yang salah dengan Ganjar dan hanya Ganjarlah yang pantas jadi presiden di Pemilu 2024 nanti.

Realitas kemunculan relawan Ganjar ini memang sempat mencuri perhatian dan mengundang tanya publik. Salah satunya disuarakan Pujakusuma dalam tulisannya di Kompasiana.

“Saya tak habis pikir. Berapa kekayaan dari seorang Ganjar Pranowo. Kok bisa-bisanya, dia menggerakkan ratusan relawan bernama Sahabat Ganjar di 34 provinsi untuk menggelar deklarasi. Serentak lagi,” tulis Pujakusuma.

Puja melanjutkan, kalau satu provinsi saja misalnya harus disuplai anggaran Rp100 juta. Sudah Rp3,4 miliar. Padahal itu hitung-hitungan yang sangat minim. Bisa saja. Anggaran satu relawan untuk deklarasi lebih besar dari itu.

“Belum lagi biaya lainnya. Suport pemberitaan hingga biaya buzzer di media sosial juga harus dianggarkan. Kalau pemberitaan deklarasi kemarin seramai itu di media mainstream lokal hingga nasional. Dan seberisik itu postingan di media sosial. Saya yakin anggarannya bisa puluhan bahkan ratusan miliar,” tulis Pujakusuma pula.

Di akhir tulisannya, Puja meyakini bahwa relawan ini muncul secara sukarela karena Ganjarlah yang paling cocok menakhodai republik ini di tahun 2024 nanti.

Pertanyaan Pujakusuma ini bisa jadi adalah satu dari ribuan pertanyaan terkait dengan masifnya gerak relawan Ganjar. Soal siapa yang menjadi donatur kegiatan itu, belum ada yang tahu dan tidak ada pula pihak yang mau mengaku. Awam hanya bisa menduga duga, adanya bohir yang menjadi penyandang dana dari seluruh aktivitas relawan Ganjar.

Masalahnya, rada tidak mungkin jika kegiatan itu dibiayai oleh Ganjar secara pribadi. Kekayaan Ganjar seperti tertulis dalam laporan harta kekayaan negara (LHKPN) ke KPK tahun 2021 sebesar Rp10,52 miliar. Mana cukup harta Ganjar membiayai aktivitas relawan yang jumlahnya puluhan kelompok itu.

Coba saja googling, akan muncul sejumlah nama relawan seperti Sahabat Ganjar, Ganjar1st, Teman Ganjar, Dulur Ganjar Pranowo, Kawan Ganjar Bersatu, dan masih banyak nama lainnya.

Organisasi Relawan Ganjarist misalnya, tergolong cukup rapi. Situs Relawan Ganjarist misalnya, memajang sejumlah nama di Dewan Pembina. Ada nama Anthony Putihrai sebagai Ketua Dewan Pembina.  Anthony Putihrai ini seorang pengusaha yang terkait erat dengan Tamara Group. Dia melanjutkan bisnis yang dibangun ayahandanya mendiang Pek Tek Beng.  Ada pula nama M. Ramdani Basri, Chief Executive Officer PT. Nusantara Infrastructure Tbk selaku anggota dewan pembina.

Lalu ada RD Bambang Didie Tedjosumirat (Ketua Dewan Pimpinan Inspeksi Teknis Gabungan Usaha Penunjang Energi dan Migas) selaku anggota dewan pembina. Dari kalangan TNI, ada nama Laksamana TNI (Purn) Bernard Kent Sondakh.

Pada pengurus harian, selain nama Eko Kuntadhi yang sudah resign dari Ketua Umum, tercatat nama Maya Nidya selaku Bendara Umum. Maya Nidya ini tak lain adalah saudara Irwan Mursy pengusaha jam mewah yang pernah jadi suami Maia Estianty.

Soal dari mana pendanaan relawan Ganjar ini, pernah terjadi debat panas antara politisi PDIP Trimedya Pandjaitan dengan Eko Kuntadhi. “Relawan ini duitnya dari mana? Duitnya dari mana relawan-relawan ini? Kan itu sudah pertanyaan dasar,” ujar Trimedya di kanal youtube Indonesia Lawyers Club.

Nah, menurut Eko Kuntadhi, aktivitas Ganjarist dibiayai secara mandiri dan cukup dengan hasil jualan kaus karena tidak membutuhkan biaya yang banyak. Trimedya pun tak percaya dengan apa yang dikatakan Eko. “Apa iya relawan kerja sendiri? Tapi sudah dijawab Eko Kuntadhi katanya jual kaus lah, nggak cukup, bapak,” tukas Trimedya.

Lepas dari perdebatan itu, gerak langkah relawan Ganjar ini belakangan dipandang sudah lebih maju ketimbang mesin politik PDIP. Menurut Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia’s Democratic Policy, Satyo Purwanto, kondisi ini semakin memperuncing hubungan Ganjar Pranowo dan PDIP.

Satyo menambahkan, ketidaksukaan PDIP dengan Ganjar semakin terlihat dan meruncing usai munculnya relawan Ganjar yang mendahului pilihan capres yang akan diusung oleh PDIP. “Kini bahkan relawan Ganjar sudah lebih maju ketimbang PDIP, seolah-olah parpol sudah pasti akan mengusung Ganjar Pranowo, dan situasi seperti ini akan jadi persoalan khususnya untuk PDIP atau bagi parpol lainnya,” kata Satyo kepada pers Senin (13/6) lalu.

Sementara politisi PDIP Junimart Girsang memastikan, partainya tidak ambil pusing dengan banyaknya relawan yang mendeklarasikan Ganjar sebagai Capres. “Kalau menyangkut deklarasi itu menjadi bagian dan hak setiap orang ya tidak ada alasan untuk melarang, namanya deklarasi. Hak menyatakan pendapat, hak menyatakan aspirasi, dan wajar-wajar saja,” ungkap Junimart Girsang, di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (6/6) silam.

Akhirnya, benar juga ungkapan bahwa tidak ada makan siang gratis. Pengalaman dari pemilu sebelumnya menunjukkan, yang namanya relawan itu harus ada yang menggerakan dan butuh biaya yang tak sedikit pula. Faktanya, banyak relawan menduduki jabatan penting, atau paling tidak didapuk jadi komisaris BUMN. Lantas apa imbalan bagi Sang Bohir ? Wallahualam Bissawab. Tetapi ingat, tidak ada makan siang gratis.

Back to top button