Market

Miris, Kualitas SDM Nasional di Bawah Standar Tren Ekonomi Hijau


Ekonomi hijau yang mulai menjadi tren global berpotensi menciptakan 15,3 juta pekerjaan baru hingga tahun 2045. Namun keahlian para pencari kerja belum memenuhi standar pembangunan rendah karbon tersebut.

Masalah ekonomi hijau ini menjadi salah satu tema dalam debat cawapres yang digelar KPU pada Minggu (21/1/2024) malam nanti. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) pernah mengungkapkan tantangan ekonomi hijau tersebut antara lain sumber daya manusia (SDM) yang didominasi lulusan SMP ke bawah.

Artinya ada ketidaksesuaian keahlian antara lulusan pendidikan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, dan informasi pasar tenaga kerja juga masih belum menjadi intelijen pasar kerja yang baik.  

“Pembangunan rendah karbon ini sudah diprediksi dapat menciptakan kerja baru di dalam green jobs (pekerjaan hijau) sebesar 15,3 juta sampai tahun 2045. Ini merupakan kesempatan baik bagi kita,” kata Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas, Maliki dalam Indonesia’s Green Jobs Conference 2023 di Jakarta, Sabtu (25/11/2023) saat itu.

Pekerjaan hijau yang dimaksud beberapa di antaranya adalah inspektor bidang pertanian dan tanaman organik di bidang pertanian, green building specialist di bidang konstruksi, dan green productivity master specialist di bidang manufaktur.  

Karenanya, potensi pekerjaan hijau yang begitu besar dan jumlah angkatan kerja yang cukup banyak, harus mampu dioptimalkan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan ekonomi hijau.

Apalagi, pasar kerja Indonesia belum mampu merespons perubahan cepat jenis lapangan kerja, kebutuhan keahlian, struktur pendidikan serta pola budaya kerja, serta industri yang belum menerapkan prinsip berkelanjutan menyebabkan penciptaan lapangan kerja hijau belum tumbuh pesat.

“Peningkatan kapasitas SDM Indonesia sudah selayaknya harus diikuti dengan semangat keberlanjutan di dalam menjaga lingkungan yang lestari,” kata Maliki memaparkan.

Lantas, Bappenas melalui proyek kerja sama dengan Jerman, yakni Innovation and Investment for Inclusive Sustainable Economic Development (ISED), memadang penting mencetak SDM berkualitas, produktif, dan berdaya saing dalam mendorong pertumbuhan ekonomi hijau dan mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. 

Back to top button