Market

Meta Mau Pecat Ribuan Karyawannya Karena Kalah Saing dengan TikTok

Perusahaan induk Facebook Inc, Meta akan mengikuti langkah Twitter yang melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK kepada karyawannya. Berdasarkan pengumuman perusahaan pada Rabu ini, Meta dalam waktu dekat akan melakukan PHK besar-besaran kepada karyawannya.

The Wall Strett Journals pada Senin (7/11) melaporkan per akhir September total jumlah karyawan Meta mencapai 87.000 orang. Meta mengaku keputusan yang Twitter lakukan terhadap karyawan mereka berdampak besar, bahkan PHK menjadi tren di indutsri digital saat ini.

Padahal industri ini sempat menikmati masa ‘bulan madu’ selama pandemi COVID-19 kemarin. Sebab banyak orang yang lebih memiliki banyak waktu di rumah yang menyebabkan penggunaan media sosial meningkat dan berdampak kepada industri digital global.

Mengutip dari The Independent, saham perusahaan Meta pada Akhir Oktober 2022 turun drastis dari harga saham semua. Penurunan saham ini tak lama setelah mereka merilis laporan keuangannya. Bahkan saham Meta amblas 25 persen dari nilai awal yang menyebabkan harga sahamnya jauh lebih rendah yakni sepertiga dari harga di awal tahun.

Para investor mulai khawatir dengan kinerja berbagai aplikasi dari perusahaan Meta termasuk Facebook dan Instagram. Sebab sejak berubah nama perusahaan dari Facebook Inc menjadi Meta, Mark Zuckerberg belum melakukan inovasi yang berarti. Padahal alasan Zuckerberg mengubah nama perusahaan adalah untuk mengembangkan metaverse.

“Google dan SNAP menunjukkan kelemahan di pasar periklanan digital. Saham Meta mengalami penurunan 19 persen dalam perdagangan setelah jam kerja. Angka tersebut menunjukkan pelemahan harga yang berkelanjutan dan perkiraan yang akan lesu pada kuartal keempat akhir tahun nanti,” kata Barringer, analis riset ekuitas di Quilter Cheviot.

Dia mengatakan, di tengah pertumbuhan ekonomi global yang lesu, Meta justru kalah bersaing dengan platform digital lainnya seperti TikTok dan BeReal. Selain itu dominasi perusahaan juga mulai berkurang seiring dengan Netflix dan Disney+ dalam pengiklanan.

“Prospek Meta ke depan tetap sangat tidak pasti,” pungkas Barringer.

Back to top button