News

Momen Pilu Ayah Palestina Memeluk Bayinya yang Tewas Akibat Serangan Udara Zionis Israel

Sebuah momen rekaman gambar duka mendalam kembali terjadi di Jalur Gaza, Palestina, ketika seorang ayah terlihat memeluk bayi yang telah meninggal dunianya akibat serangan udara yang dilakukan oleh Israel. Video yang menyebar melalui media sosial menunjukkan adegan menyayat hati tersebut, menggambarkan realitas tragis dari konflik berkepanjangan di wilayah tersebut.

Mungkin anda suka

Dalam sebuah tweet/x yang diunggah oleh akun @Timesofgaza, dituliskan, “Tidak, dia tidak sedang menghiburnya; dia membawa bayinya ke tidur panjang terakhir. Ayah Palestina di Jalur Gaza memegang bayi yang telah meninggal dalam pelukannya untuk memberikan pelukan terakhir setelah bayi tersebut tewas dalam serangan udara Israel.”

Konflik antara Israel dan Palestina telah lama berlangsung dengan banyak korban jiwa yang terus bertambah dari kedua belah pihak. 

Seperti diketahui, dalam beberapa hari terakhir kelompok Hamas melancarkan serangan ke luar Gaza. Dilaporkan setidaknya 700 orang tewas di Israel. Jumlah ini merupakan korban jiwa yang sangat besar dan belum pernah dialami Israel selama beberapa dekade terakhir. 

Sementara lebih dari 400 orang meninggal dunia di Gaza. Pejuang Palestina telah menahan lebih dari 130 tawanan dari pihak Israel.

Pasukan Israel melancarkan aksi balasan dengan memerangi pejuang Palestina yang bersembunyi di beberapa lokasi. Pada Senin (9/10/2023), Militer Israel mengatakan, mereka memerangi Hamas di tujuh hingga delapan lokasi di Israel selatan.

Serangan udara terbaru ini menambah daftar panjang kekerasan yang mengakibatkan korban jiwa di kalangan warga sipil, termasuk anak-anak yang tak berdosa.

Komunitas internasional kembali mengecam tindakan kekerasan ini dan mendesak kedua belah pihak untuk kembali ke meja negosiasi guna mencari solusi damai yang langgeng. 

Namun, upaya mencari jalan damai tampaknya masih jauh dari harapan. Sementara itu, video ayah Palestina yang berduka ini menjadi simbol kuat dari biaya manusia yang terus menerus dalam konflik yang belum kunjung usai ini.

Back to top button