Hangout

Mengenal Penyakit Marburg yang Tengah Dibicarakan WHO

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah melakukan pertemuan dengan mitra MARVAC untuk membahas kandidat vaksin dan terapi. Hal tersebut terkait dengan menguraikan prioritas penelitian yang diusulkan terhadap wabah Marburg yang baru diidentifikasi di Equatorial Guinea.

“Penyakit Marburg disebabkan virus yang masih satu golongan dengan virus Ebola, yaitu filovirus (Filoridae),” ungkap Tjandra Yoga kepada Inilah.com, Jakarta, Rabu (15/02/2023).

Mungkin anda suka

Masih menurutnya, wabah penyakit ini dahulu bermula pada 1967, di Kota Marburg, dan dipakai sebagai nama penyakit ini di Jerman serta Belgrade di Serbia. Bermula dari penelitian pada monyet Uganda yang diperiksa di laboratorium di Jerman.

“Jadi ini bukan penyakit baru,” tambahnya.

Dia menjelaskan, angka kematiannya memang tinggi, berkisar dari 25 sampai 80 persen, dan belum ada obat serta vaksinnya.

“Gejalanya juga mirip Ebola dan dapat menyebabkan terjadinya perdarahan hebat, sehingga disebut Marburg Hemorrhagic Fever, mirip dengan nama Ebola Hemorrhagic Fever,” ujarnya.

Gejala lain selain demam dari penyakit Marburg adalah diare cair hebat, nyeri perut hebat dan kelemahan. Perdarahan dapat terjadi muntah darah, berak darah, perdarahan dari hidung, mulut dan bahkan vagina.

“Selain pada monyet Afrika, African green monkeys, penyakit Marburg juga dihubungkan dengan kelelawar jenis Old World Fruit Bat,” paparnya.

Sejauh ini potensi menyebar keluar Equatorial Guinea, saat ini belumlah besar.

“Sebelum ini juga sudah beberapa kali ada laporan tentang penyakit ini. Juga ketika saya masih bertugas sebagai DirJen di Kemenkes serta sebagai Direktur di WHO, dan selama ini tidak pernah berkembang luas,” ungkapnya.

Back to top button