Market

Manfaatkan Amazon Web, BUMN Semen Perluas Pasar Hingga Vietnam

Sistem teknologi informasi dan komunikasi yang andal menjadi fokus PT Semen Indonesia (Persero/SIG) Tbk untuk memperluas pasar yang mencakup Indonesia dan Vietnam.

Senior Vice President of Group Head Information & Communication Technology SIG, Anindio Daneswara mengatakan, salah satu inisiatif SIG adalah mengakselerasi transformasi digital, menggunakan komputasi awan atau cloud computing yang bermitra dengan Amazon Web Services (AWS).

“SIG memiliki spektrum operasional yang sangat luas yang didukung ratusan sistem dan aplikasi, termasuk ERP (Enterprise Resource Planning) dan aplikasi khusus yang bersifat kritikal. Sehingga membutuhkan dukungan infrastruktur teknologi yang memadai,” kata Anindio, Jakarta, dikutip Rabu (11/10/2023).  

Sebagai pemimpin industri semen nasional, kata dia, saat ini, SIG menguasai lebih dari 50 persen pangsa pasar. Dalam menjalankan bisnis, SIG didukung pabrik semen terintegrasi di 9 lokasi, pabrik pengemasan di 26 lokasi, 8 pabrik penggilingan semen, 7 pelabuhan, 385 distributor dan lebih dari 70.000 toko ritel.

Anindio mengatakan, teknologi cloud sangat mendukung ketersediaan data dan analytics yang membantu manajemen SIG dalam pengambilan keputusan di seluruh wilayah operasional perseroan. Karena, teknologi cloud memiliki keunggulan dalam pemrosesan dan penyimpanan data, serta menjadi fondasi dasar agar pemanfaatan data analytics dan AI (artificial intelligence) bisa dioptimalkan.

“Mayoritas dari sistem aplikasi kritikal di SIG sudah beroperasi menggunakan tekonologi cloud pada awal tahun 2022. Pada tahun yang sama, SIG berhasil go live dengan inisiatif big data analytics platform yang menjadi sumber informasi tunggal yang kredibel untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan,” kata Anindio.

Perpindahan dari on-premise menjadi cloud ini, lanjut Anindio, diperkirakan meningkatkan kecepatan proses komputasi hingga 1,6 kali. Serta berkontribusi kepada peningkatan efisiensi penggunaan computing resources hingga 20 persen.

“Secara umum, dengan cost leadership dari penggunaan teknologi cloud, kita mempunyai potensi penurunan biaya operasional sekitar 30 persen hingga 40 persen,” ungkap Anindio. 
 

Back to top button