Market

Lemtek UI Ungkap Kelemahan Proyek Watertank 10 Juta Liter di Depok

Pembangunan tangki air atau watertank berkapasitas 10 juta liter di Kota Depok, Jawa Barat, diduga bermasalah. Mengalami gagal struktur dan bangunan.

Hal itu terkuak dalam diskusi di twitter space yang dipandu Rektor Paramadina, Prof Didik J Racbini, bersama dua pembicara yakni Catur Banuaji dan  Dadang Fudali, dikutip Jumat (15/9/2023).  

Baik Catur maupun Dadang adalah warga terdampak pembangunan watertank di  Jl Janger Raya, Mekarjaya, Kota Depok, Jawa Barat. 

Keduanya membeberkan sejumlah fakta yang melemahkan watertank tersebut. Termasuk fakta persidangan PTUN tentang gugatan warga terhadap pembangunan watertank itu.  

Menurut Catur, ada sejumlah fakta persidangan non teknikal, di antaranya, warga penandatangan izin watertank telah mencabut izin yang diberikan, setelah menyadari kenyataan tidak sesuai fakta di lapangan.

Fakta lain, kata Catur, pembangunan watertank tersebut bahwa tidak ada analisa dampak lingkungan atau Amdal. 
“Yang ada hanya SPPL (Surat Pernyataan Kesangupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup) dari PT Tirta Asasta,” kata Catur.

Saat proses hukum di PTUN berjalan, kata Catur, PT Tirta Asasta bukannya menyetop proyek watertank. terkesan, perusahaan tidak menghormati proses hukum yang digelar PTUN.

“Majelis hakim telah menegur perusahaan pemborong. Pelanggaran terhadap kesepakatan dengan warga, bahwa tidak ada aktivitas proyek selama sidang berlangsung,” tambah Catur.

Sementara Dadang menyoroti banyaknya masalah dalam proyek watertank. Dia mengacu kepada hasil evaluasi teknik yang dilaksanakan Lembaga Teknologi (Lemtek) UI terhadap watertank tersebut pada 28 Februari 2023.

“Hasil evaluasi dari Lemtek UI baru dikeluarkan, atau last minute di sidang pengadilan ke-17 oleh PT Tirta Asasta. Terungkap adanya itikad tidak baik dari PT Tirta Asasta untuk menyembunyikan fakta, hasil kajian Lemtek UI,” terangnya.

Lalu apa saja kelemahan watertank menurut Lemtek UI? Ditemukan adanya retak di 3 lokasi utama. Termasuk balok luar beton tampak retak. “Terindikasi balok luar beton coba diratakan agar tidak terlihat retak, pada saat sidang pengadilan berlangsung,” ujar Dadang.

Dari sisi pembangunan, lanjut Dadang, mutu beton yang telah dibuat oleh kontraktor ternyata di bawah standar. Mutu beton rendah. Tidak cocok untuk pembangunan dudukan tanki watertank seberat 10 juta liter.

“Selain itu, hasil soil test investigation dari sondir boring oleh Lemtek UI menyatakan : Tanah lempung lunak, potensi sifat ekspansif. Di mana sifat itu akan terkonsolidasi bila ada beban di atas permukaannya,” kata Dadang.

Dadang menyebutkan adanya rekomendasi Lemtek UI, yaitu perbaikan plat beton dan tambahan fondasi tiang beton ke dalam tanah untuk mencapai kedalaman 20 meter. Atau  hingga mencapai tanah keras.

Back to top button