Ototekno

LAPAN dan Harapan Kemandirian Satelit Indonesia


Di tengah meningkatnya kebutuhan layanan internet, Indonesia menghadapi tantangan untuk mencapai kemandirian dalam produksi satelit. Ketua ASSI Periode 2005-2011, Tonda Priyanto, menekankan pentingnya Indonesia memiliki kapabilitas untuk memproduksi satelit secara mandiri, tanpa bergantung pada bantuan asing.

“Ketika kita menggunakan satelit buatan luar negeri, kita tidak memiliki kendali penuh atasnya. Ini adalah alasan mengapa saya sangat mendukung Indonesia untuk memproduksi satelit sendiri,” ujar Tonda dalam diskusi IndoTelko Forum, Selasa (30/1/2024).

Menurut Tonda, pemerintah dapat memulai langkah ini dengan memberikan insentif khusus untuk pembuatan satelit. 

“Dengan kontrol penuh atas satelit, termasuk kode keamanannya, kita akan memiliki kedaulatan lebih dalam pengelolaan sumber daya telekomunikasi,” tegasnya.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) telah menunjukkan kemampuan ini. Sejak tahun 2000, LAPAN telah menggagas pembuatan setidaknya empat satelit buatan lokal. Meskipun harus diluncurkan dari luar negeri, ini membuktikan potensi inovasi Indonesia.

Baru-baru ini, Indonesia meluncurkan satelit Satria-1, yang diproduksi oleh Thales Alenia Space (TAS) dari Prancis. Satelit ini diharapkan dapat mempercepat akses internet yang merata di seluruh Indonesia, terutama di wilayah 3T.

Back to top button