Market

Kurangi Impor Migas, Pertamina Hulu Rokan ‘Ngebor’ Pertama di Rokan Hilir Riau

PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menggunakan desain khusus untuk mengevaluasi potensi migas nonkonvensional baik shale oil maupun shale gas saat melakukan pengeboran atau tajak pertama di Lapangan Gulamo, Desa Sikeladi Hilir, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan sumur migas nonkonvensional ini adalah momen pertama yang ada di Indonesia. “Kita masih memiliki potensi yang cukup besar yang memang harus kita eksplorasi agar kita bisa menjamin keamanan keberadaan energi untuk masyarakat,” katanya saat meresmikan pengeboran atau tajak pertama di Lapangan Gulamo di Riau, Kamis (27/7/2023).

Setelah Gulamo, lanjutnya, akan ada juga Lapangan Kelok dan keduanya berpotensi mengembangkan 126 sumur.

Dengan begitu, akan ada pekerjaan baru yang bisa menggerakkan perekonomian dan membantu Indonesia untuk mengatasi krisis migas.

Dalam peresmian itu, hadir juga Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas) Dwi Soetjipto, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Dirut PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Wiko Migantoro, Dirut PHR Chalid Said Salim, Gubernur Riau Syamsuar, dan Kepala SKK Migas Sumbagut Rizky Rahmat Firdaus.

Sementara SKK Migas, Dwi Soetjipto menyampaikan sumur Gulamo MNK mengambil migas dari batuan induknya, sehingga membutuhkan teknologi yang khusus. Sumur Gulamo ini tidak seperti sumur-sumur konvensional, pekerjaannya jauh lebih sulit dan vertikal busa sampai tiga kilometer ke bawah dan masalah logistik menjadi sangat penting.

Gulamo juga merupakan sumur pertama yang didesain khusus untuk mengevaluasi potensi migas nonkonvensional baik shale oil maupun shale gas. Di Indonesia ini pertama kali sehingga ini benar-benar sebuah sejarah bagi hulu migas Indonesia,” sebutnya.

Dalam kesempatan itu, Dirut Pertamina Nicke Widyawati menambahkan pihaknya berkomitmen dalam upaya menopang energi nasional, termasuk dalam pencapaian target satu juta barel minyak pada 2030.

Salah satu upayanya yakni dengan melakukan studi dan inovasi terkait sumber daya dan cadangan minyak dan gas bumi yang ada di Indonesia.

Dalam melakukan studi evaluasi potensi secara teknis MNK Rokan, PHR melakukan kerja sama dengan perusahaan internasional EOG Resources yang telah terbukti berhasil mengusahakan dan mengembangkan sumber daya MNK di Amerika Serikat.

Untuk mendukung ikhtiar ini, PHR juga melibatkan Tim Percepatan Pengusahaan MNK yang dibentuk oleh Kementerian ESDM.

Sementara itu, Chalid Salim Said mengatakan sumber daya MNK di WK Rokan berada di formasi pematang brown shale yakni batuan induk utama hidrokarbon yang ada di kawasan Sumatera bagian tengah dan lower red bed yakni formasi bebatuan yang berada di bawah brown shale. Potensi ini berada pada kedalaman lebih dari 6.000 kaki.

“Di WK Rokan, potensi MNK ini ada di wilayah sumur Gulamo, dengan rencana total kedalaman mencapai 8.559 kaki. Sumur ini merupakan salah satu dari dua sumur eksplorasi vertikal yang direncanakan Pertamina Hulu Rokan sebagai operator wilayah kerja Rokan, bagi tahapan eksplorasi MNK Rokan,” katanya.

Back to top button