Market

Kredit Tumbuh, Kinerja Reksa Dana Pasar Uang Siap Moncer di 2023

Pemulihan ekonomi pascapandemi turut dipacu oleh pertumbuhan kredit perbankan yang melesat ke 11,4 persen sepanjang tahun 2022. Kondisi ini jadi berkah tersendiri bagi instrumen investasi reksa dana pasar uang.

Budi Hikmat, Kepala Ekonom Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) mengatakan, angka pertumbuhan kredit tahun lalu lebih tinggi dibandingkan rata-rata 5 tahun di kisaran 6,3 persen.

“Kondisi seperti ini adalah saat yang tepat untuk melakukan rebalancing portofolio investasi dengan memperhatikan instrumen yang berpotensi memiliki kinerja baik,” kata Budi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (30/1/2023).

Melihat kenaikan tingkat suku bunga BI sebanyak lima kali di tahun lalu, sambung dia, salah satu instrumen yang akan mendapatkan dampak positif adalah Reksa Dana Pasar Uang (RDPU). “Di mana secara nature-nya kinerja instrument RDPU akan mengikuti kenaikan suku bunga,” ujarnya.

Terutama, kata dia, instrument RDPU yang mayoritas investasinya ditempatkan pada deposito. “RDPU ini akan mendapatkan dampak positifnya di tahun ini setelah tahun lalu terjadi kenaikan tingkat suku bunga BI beberapa kali,” ungkap Budi.

Dia berkeyakinan, dampak positif kenaikan tingkat suku bunga deposito akan mulai dirasakan tahun ini. Sebab, sepanjang 2022, BI menaikkan tingkat suku bunganya sebanyak lima kali.

Lebih jauh ia menjelaskan, pertumbuhan kredit 2022 tercatat lebih tinggi dari pertumbuhan deposito yang berada di angka 9,3 persen. “Ke depan, perbankan berpotensi akan memulai kompetisi untuk menghimpun dana pihak ketiga atau DPK yang akan berdampak pada kenaikan tingkat suku bunga deposito,” ucapnya tandas.

Budi pun memproyeksikan Bank Indonesia dapat mempertahankan suku bunga pada tingkat 5,75 hingga akhir 2023. Kendati suku bunga BI diprediksi sudah tidak naik lagi, tren kenaikan suku bunga deposito perbankan diperkirakan akan terus berlanjut.

Ke depan, di tengah tren pertumbuhan kredit, perbankan akan mulai berkompetisi untuk menghimpun dana pihak ketiga dari masyarakat. “Sebagai dampaknya, kenaikan tingkat suku bunga deposito tidak dapat dihindari dan instrumen investasi berbasis deposito akan menjadi lebih menarik di tahun ini,” ungkap dia.

Sepanjang 2022, kenaikan suku bunga deposito sudah lebih besar dari kenaikan suku bunga acuan BI. Tren ini diprediksi akan terus berlanjut di 2023 sebagaimana diprediksi oleh BI pertumbuhan kredit perbankan di 2023 akan mencapai 10 persen hingga 12 persen sedangkan pertumbuhan deposito hanya berada di kisaran 7 persen hingga 9 persen.

Di atas semua itu, tren kenaikan tingkat suku bunga deposito dapat dimanfaatkan investor untuk melakukan diversifikasi investasi ke instrumen yang dapat memberikan kinerja bagus. “Dengan memperbesar alokasi ke Reksa Dana Pasar Uang misalnya akan menjadi pilihan investasi yang bagus di tahun ini,” imbuh Budi.

Back to top button