News

Kisah Megawati ‘Dimarahi’ George Bush Karena Dianggap Bela Saddam Hussein

Senin, 07 Nov 2022 – 18:52 WIB

Megawati George Bush

Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri saat memberikan sambutan secara virtual dalam opening ceremony acara ‘Bandung-Belgrade-Havana in Global History and Perspective’ di Gedung ANRI, Jakarta Selatan, Senin (7/11/2022) (foto: DPP PDIP)

Megawati Soekarnoputri mengisahkan pengalamannya ketika ‘dimarahi’ Presiden AS George W. Bush. Presiden kelima RI itu menyebut Bush menuding dirinya membela mantan pemimpin Irak, Saddam Hussein.

Mega menyebut tuduhan itu dilontarkan Bush karena dia menentang rencana AS menyerang Irak. Sebagai presiden Indonesia saat itu, Mega mengaku tidak bisa membiarkan ada penyerangan terhadap negara lain.

Hal tersebut disampaikan Mega saat memberikan sambutan secara virtual dalam seremoni pembukaan acara ‘Bandung-Belgrade-Havana in Global History and Perspective’ di Gedung ANRI, Jakarta Selatan, Senin (7/11/2022).

Ketua Umum PDIP itu awalnya bicara soal perlunya perubahan atas lembaga PBB yang saat ini sudah tidak bisa meredam konflik dunia.

“Berbagai perubahan fundamental atas lembaga dunia PBB tersebut sangat diperlukan karena Perserikatan Bangsa-Bangsa dinilai sudah tidak mampu meredam konflik. Padahal kan sebenarnya, kalau yang bisa memutuskan itu PBB,” kata Mega saat memberi pernyataan.

Di sinilah Mega menceritakan pengalamannya ‘dimarahi’ Presiden Bush karena angkat bicara soal rencana AS menyerang Irak.

“Sebagai sebuah contoh, ketika saya menjadi Presiden (Indonesia), Presiden Amerika (Serikat) George W. Bush Junior bilang: ‘Saya akan menyerang Irak dengan cara kilat’. Saya bilang, ‘Kamu kan seharusnya mendapatkan izin dari PBB’,” ucap Mega.

Ia kemudian menanyakan kembali terkait serangan kilat yang dimaksud Bush ke Irak. Mega menyebut saat itu sempat dipuji oleh Bush.

“Lalu kedua (saya tanya) ‘Yang namanya kilat itu apa ya kalau dari strategi militer?’ itu yang saya tanya, ‘satu jam kah, satu hari kah, seminggu kah, sebulan kah?’. Jadi kata Presiden George Bush pada saya, katanya begini ‘kamu itu kok pintar ya Mega’,” ujar dia.

Namun, saat itu justru Mega menyinggung Bush setelah dipuji. Ia menegaskan dirinya tak setuju AS menyerang Irak hingga menyebabkan Bush berang.

“Saya kan mesti tahu dong, ini juga karena saya harus juga berbicara mengenai Pancasila dan juga dengan Dasa Sila Bandung-nya, karena saya berkewajiban sebagai Presiden Republik Indonesia, karena saya tidak setuju bahwa sebuah negara akan melakukan sebuah penyerangan. Itu kayanya idenya seperti zaman Jerman mengatakan Blitzkrieg, perang cepat. Saya pikirnya begitu,” jelas Mega.

“Tapi kan pada keadaannya ternyata waktu itu beliau agak sedikit marah, dia bilang begini, ‘kamu selalu bela Saddam Husein?’,” lanjut dia.

Merespons itu, Mega lalu menekankan dirinya tak membela Saddam Hussein, melainkan membela rakyat Irak.

“‘Saya nggak bela Saddam Husein, saya bela rakyat Irak, yang pasti apapun juga kan menderita. Jadi kalau kamu berpikir bahwa kamu nggak cocok dengan Saddam Husein, sudahkah ada ahli Islam-mu yang harusnya menerangkan, Saddam Husein itu siapa’, saya bilang begitu. Tapi akhirnya tetap saja toh diserang,” ujar Mega.

Mega menilai PBB saat itu tidak bisa lagi meredam konflik. Apalagi dengan makin meningkatnya teknologi, termasuk sebagai ancaman senjata pemusnah seperti saat bom Hiroshima-Nagasaki.

“Jadi, alatnya itu harus cepat dan akibatnya massal, seperti kita tahu Hiroshima-Nagasaki itu percobaan, tapi telak ya dan sampai hari ini dampaknya masih sangat terlihat. Seperti apa rakyat Jepang yang tidak berdosa harus menerima penderitaannya, akibat radiasi,” ucapnya.

Mega pun menyebut dari kisah ini saja dapat terlihat bahwasanya struktur PBB dianggap sudah tidak relevan.

“Karena apa? Struktur Dewan Keamanan PBB itu lahir adalah untuk membuat sebuah konstruksi pasca Perang Dunia II yang tentunya yang tadi saya katakan, dunia itu dinamis, tidak statis. Tidak sesuai lagi dengan cara pandang baru pada tahun 1960 di mana solidaritas, kerja sama antar bangsa, dan pembangunan ekonomi lebih dikedepankan,” pungkasnya.

Back to top button