News

Keunikan PSI: AD/ART Fleksibel, Sistem Kaderisasi Daring

Pengkaderan dalam partai biasanya harus melalui tahap-tahap tertentu, umumnya pengurus ditunjuk melalui musyarawah ataupun voting dan sosok yang didapuk jabatan pun tidak sembarangan, mesti kader yang sudah ditempa melalui sekolah kader.

Kebanyakan sekolah kader, prosesnya akan memakan waktu yang tidak sebentar, ada satu minggu, dua minggu bahkan beberapa bulan. Karena di kesempatan itu, kader akan diajarkan banyak hal seperti wawasan kebangsaan, visi misi partai hingga public speaking.

Tapi kebiasaan ini tak berlaku bagi Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai berlambang mawar ini memang beda dari yang lain. Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menegaskan bahwa proses bergabungnya Kaesang Pangarep bersama PSI hingga pada akhirnya menjadi ketua umum tidak menyalahi Aturan Dasar/Aturan Rumah Tangga (AD/ART).

Menurutnya, PSI lebih mementingkan hasil akhirnya dibanding dengan proses tersebut. “Enggak menyalahi,” kata Grace kepada Inilah.com di Jakarta, Rabu (27/9/2023).

Grace menjelaskan bahwa AD/ART yang dimiliki PSI bersifat fleksibel karena yang terpenting bagi pihaknya adalah memiliki kader-kader yang antikorupsi dan antiintoleransi. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam tubuh PSI sendiri. “Tapi kan ujungnya dari apapun itu bentuknya, tiap partai kan beda-beda, ujungnya adalah internalisasi nilai,” ujarnya.

Ia menyatakan bergabungnya Kaesang dalam internal PSI lantaran adanya kesamaan visi dan misi yang ditemukan selama menjalani interaksi beberapa waktu belakangan. Ia menyebut bahwa  “Mas Kaesang disitu memahami nilai-nilai PSI dan menemukan bahwa kita memang berjalan di atas DNA yang sama, antikorupsi dan antiintoleransi,” ucapnya.

Selain itu, Grace juga menyinggung bahwa sekolah kader dinilai tidak memiliki artinya jika setelah mereka yang terjun langsung justru malah terlibat korupsi. Untuk itu, ia mengklaim bahwa ukuran untuk melihat nilai para kader bukan dari lama mereka menjalani proses kaderisasi, namun hasilnya. “Dan kita berjalan di atas DNA yang sama, punya nilai-nilai yang sama, itu yang menyatukan kita,” kata dia.

Ia mengatakan proses kaderisasi juga dijalani Kaesang secara online, tapi Grace tidak menjelaskan secara pasti kapan waktu kaderisasi itu dijalani Kaesang. “PSI melakukan kaderisasi, kita punya sekolah kader yang bisa diakses secara online,” ucap Grace.

Diketahui, termaktub di Pasal 18 AD/ART PSI, bahwa salah satu syarat keanggotan dalam pengurus Dewan Pimpinan Pusat, adalah kader paripurna sesuai keputusan Dewan Pembina. Kemudian dalam Pasal 13 tentang Jenjang Pengkaderan, dijelaskan bahwa kader paripurna yang dimaksud adalah anggota yang telah mengikuti kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Pusat.

Kaesang memang luar biasa, terhitung dua hari bergabung sudah didapuk menjadi ketum. Bila merujuk pada Pasal 10 tentang Rekrutmen dan Keanggotan, maka Kaesang semestinya hanya kader biasa. Karena salah satu butir dalam Pasal 10 berbunyi, anggota biasa adalah individu yang mendapatkan kartu anggota namun belum mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh partai.

Back to top button