Market

Ketika Rakyat Harus ‘Makan Tabungan’, BTN Malah Akan Naikkan Bunga KPR


Kalau tak ada aral, PT Bank Tabungan Negara (Persero/BTN) Tbk bakal mengerek suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Di tengah sulitnya keuangan rakyat sehingga muncul fenomena makan tabungan alias mantab.

Anehnya lagi, kalau benar BTN bakal kerek bunga KPR-nya, waktunya agak kurang pas. Karena tren suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), justru turun di tahun ini.

Namun, semua itu tidak berlaku bagi Direktur Utama Bank BTN, Nixon LP Napitupulu. Dia mengatakan, ekspektasi BTN, penurunan suku bunga acuan terjadi pada semester II/2023.

Adapun, turunnya suku bunga acuan akan berdampak terhadap biaya dana (cost of fund/CoF) perbankan. “Cost of fund akan turun dan ada keleluasaan reprice di lending rate [bunga pinjaman]. Tapi agak berjarak,” kata Nixon setelah acara Bloomberg Technoz Economic Outlook 2024, dikutip Sabtu (10/2/2024).

Dengan penurunan suku bunga acuan, dia bilang, permintaan kredit diharapkan meningkat. “Tahun lalu KPR tumbuh dua digit, padahal suku bunga sejak tahun lalu sudah tinggi,” ujarnya.

Pada tahun ini, BTN menargetkan pertumbuhan kredit di level 11 persen. Saat ini, BTN menerapkan suku bunga dasar kredit (SBDK) di segmen kredit korporasi sebesar 8,05 persen per tahun. 

Kemudian kredit ritel ditetapkan di level 8,3 persen. Di mana, BTN menetapkan SBDK untuk kredit konsumsi pada segmen KPR di level 7,3 persen.

Untuk suku bunga pada segmen non KPR ditetapkan SBDK sebesar 8,8 persen. SBDK tersebut digunakan sebagai dasar penetapan suku bunga kredit yang akan dikenakan oleh bank kepada nasabah.

Di sisi lain, fenomena makan tabungan alias mantab, sudah terjadi pada 2023. Berdasarkan perkembangan proporsi pengeluaran responden yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) per Desember 2023.

Sepanjang Januari-Desember 2023, rasio tabungan atas pendapatan masyarakat turun dari 16,7 persen menjadi 15,7 persen. Sedangkan lalu rasio konsumsi naik dari 73,6 persen menjadi 74,3 persen. Sedangkan cicilan kredit naik dari 9,7 persen jadi 10 persen.

“Kalau porsi tabungan masyarakatnya makin menipis, artinya masyarakat melakukan konsumsi dengan mengambil uang dari tabungan, terutama untuk (masyarakat) kelas menengah ke bawah,” kata Bhima Yudhistira, ekonom Celios.

Tahun ini, Bhima meyakini, fenomena mantab masih akan tinggi, seperti halnya 2023. Bahkan, mereka yang sudah tidak punya tabungan, terjerat pinjaman online. Ini lebih gawat lagi.

Apalagi kalau punya cicilan KPR di BTN yang bunganya sebentar lagi naik. Padahal, BTN adalah BUMN yang seharusnya menjadi solusi bagi rakyat, bukan malah menambah masalah. 

Back to top button