Market

Kemendag: Ekspor Produk Mamin Indonesia Meningkat

Pemerintah mencatat pertumbuhan nilai ekspor untuk produk makanan dan minuman (mamin) terus meningkat seiring pascapandemi COVID-19. Total nilai ekspor makanan dan minuman olahan Indonesia pada 2018 adalah US$4 miliar menjadi US$5,26 miliar pada 2022.

Hal tersebut disampaikan Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi dalam sambutannya pada pembukaan pameran SIAL Interfood ke-24 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (8/11/2023). Pameran SIAL Interfood di Jakarta akan berlangsung pada 8-11 November 2023.

Didi mengatakan, produk yang paling banyak meraih pangsa pasar dunia yaitu hasil laut seperti udang, tuna, kepiting; bahan makanan siap masak; wafel dan wafer; pasta; biskuit; ekstrak kopi; dan bumbu saus.

“Potensi produk unggulan tersebut pun perlu didukung oleh pencarian pasar yang potensial. Untuk itu, Indonesia saat ini giat mengembangkan pasar baru ke negara-negara nontradisional,” ujarnya.

Menurut Didi, pertumbuhan pasar non tradisional ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang pesat di negara-negara nontradisional yang juga berdampak pada peningkatan daya beli, sehingga pasar tersebut mempunyai peluang yang sangat menjanjikan sebagai negara tujuan ekspor produk-produk Indonesia.

“Pada praktiknya, pertumbuhan ekonomi berimbas pada daya beli konsumen. Oleh karena itu, Kemendag mendorong para eksportir agar dapat memanfaatkan peluang ekspor di pasar-pasar nontradisional tersebut,” ungkap Didi.

Faktor-faktor pendorong perekonomian nasional adalah peningkatan mobilitas dan daya beli masyarakat, stabilitas pertumbuhan aktivitas produksi, dan kebijakan pemerintah yang mendukung dunia usaha. Faktor-faktor tersebut harus dimanfaatkan semaksimal mungkin agar semakin mendorong kinerja ekspor Indonesia.

“Untuk itu, Kemendag terus menjalankan sejumlah agenda kerja sebagai upaya mengeksplorasi peluang pasar ekspor. Salah satu hal yang dilakukan antara lain meningkatkan kerja sama bilateral demi menurunkan tarif bea masuk bagi produk-produk Indonesia ke negara tujuan ekspor,” kata Didi.

Dia melanjutkan, Kemendag menyambut baik peran Jakarta sebagai kota tuan rumah penyelenggaraan pameran makanan dan minuman internasional SIAL Interfood ke-24 tahun ini. Hal ini membuktikan adanya pengakuan terhadap potensi industri makanan dan minuman Indonesia di kancah global.

“Pemilihan Indonesia sebagai salah satu negara penyelenggara SIAL Interfood merupakan bentuk pengakuan bahwa Tanah Air kita memiliki potensi industri produk makanan dan minuman yang diperhitungkan di kancah global. Selain Jakarta, SIAL Network juga menggelar pameran serupa di beberapa kota bisnis di dunia,” kata Didi.

Pada penyelenggaraan SIAL Interfood ke-24 kali ini, Kemendag membangun paviliun di Hall B2 nomor G-005 untuk menampilkan produk-produk makanan dan minuman olahan dari sepuluh usaha kecil dan menengah (UKM) berorientasi ekspor yang telah melalui proses kurasi.

Produk yang dipamerkan pada Paviliun Kemendag diharap dapat menarik minat para calon pembeli untuk selanjutnya menjalin kontrak bisnis dan mendorong peningkatan ekspor nonmigas Indonesia.

Back to top button