Market

Jurus Bos BI Tidak Ampuh, Rupiah Makin Anjlok Rp16.200 Per Dolar AS


Terhitung sejak Kamis (11/4/2024) atau hari kedua Lebaran, nilai tukar (kurs) rupiah ‘ndelosor’ ke level Rp16.000/dolar AS (US$). Hari ini semakin parah, rupiah ditutup Rp16.200/US$. Padahal, Bank Indonesia (BI) gencar melakukan intervensi di pasar keuangan.

Seperti disampaikan Gubernur BI, Perry Warjiyo, BI akan selalu berada di pasar untuk menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah, di tengah geopolitik global yang memanas. Tentu saja yang dimaksud adalah konflik Iran-Israel.

“BI selalu berada di pasar dan kami akan pastikan stabilisasi nilai tukar akan terjaga, kita terus melakukan intervensi baik di spot maupun Non Delivery Forward (NFD),” ujar Perry di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (16/4/2024).

Perry menyampaikan, BI akan terus berkoordinasi dengan pemerintah selaku pemangku fiskal, guna menjaga stabilisasi moneter dan fiskal. “Kami pastikan kami di berada pasar untuk melakukan langkah-langkah stabilisasi,” ujar Perry.

Sebelumnya Bank Indonesia (BI) menyatakan melakukan sejumlah langkah penting untuk menjaga kestabilan rupiah usai libur Lebaran serta di tengah memanasnya konflik di Timur Tengah dan dinamika perkembangan perekonomian Amerika Serikat (AS).

“Selama libur Lebaran, pasar non deliverable forward (NDF) IDR di offshore juga sudah tembus di atas Rp16.000 atau sudah di sekitar Rp16.100, sehingga rupiah dibuka di sekitar angka tersebut,” kata Kepala Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) BI, Edi Susianto.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan BI untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, yakni dengan menjaga keseimbangan supply-demand valuta asing (valas) di pasar melalui triple intervention khususnya di spot dan domestic non-deliverable forward (DNDF).
 

Back to top button