Hangout

Jual Ginjal, Sesal Dahulu Pendapatan Sesal Kemudian Tiada Berguna

Kasus penjualan ginjal yang melibatkan sindikat internasional terungkap dalam penggerebekan rumah kontrakan penampung korban di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Sebanyak 122 warga Indonesia menjadi korbannya. Begitu mudahnya orang menjual ginjalnya padahal risikonya terhadap tubuh sangat berat.

Polisi telah menetapkan 15 orang sebagai tersangka kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) modus penjualan organ ginjal jaringan Kamboja di Kecamatan Tarumaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Dari 15 tersangka itu, sembilan merupakan sindikat dalam negeri, satu orang adalah sindikat luar negeri, tiga pegawai Imigrasi, dan satu anggota Polri.

Mungkin anda suka

Sangat miris jika mendengar orang rela melepas ginjal miliknya. Warga tergiur mendapatkan uang dengan mudah. Apalagi dalam kondisi ekonomi saat ini, orang banyak terdesak utang, keperluan keluarga bahkan ada yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak penting seperti membeli kendaraan, atau ponsel model terbaru.

Dalam kasus sindikat Kamboja ini, satu orang pendonor akan dibayar Rp137 juta. Dana tersebut bersih diterima pendonor tanpa harus membayar biaya apapun dari mulai berangkat ke Kamboja hingga kembali lagi ke Indonesia.

Angka tersebut bagi kebanyakan orang, sangat besar namun sangat tidak seimbang dengan risiko kehilangan ginjal. Pendonor ginjal tentu saja berisiko bagi kesehatannya sendiri sehingga sangat penting untuk mempertimbangkannya. Apalagi kalau alasannya hanya karena uang, tidak setimpal dengan risiko yang harus ia hadapi.

Fungsi ginjal

Ginjal merupakan organ yang berada di bagian bawah tulang rusuk belakang tubuh manusia. Walaupun hanya berukuran layaknya satu kepalan tangan, ginjal merupakan bagian tubuh yang sangat penting dan wajib dijaga. Bagaimana tidak? Apabila ginjal mengalami kerusakan atau gangguan, organ tubuh lain akan merasakan dampaknya.

Fungsi utama organ tubuh ini adalah membersihkan darah dari senyawa beracun pada tubuh sebelum akhirnya dialirkan ke seluruh tubuh. Setelah itu, segala hal yang perlu dibuang tersebut kemudian dikeluarkan melalui urin. Bukan hanya itu, ginjal juga berperan menghasilkan berbagai hormon yang membantu produksi sel darah merah eritropoietin dan vitamin D untuk menjaga kesehatan tulang. Eritropoietin juga berfungsi untuk mengatur tekanan darah.

Darah bersirkulasi melalui ginjal Anda berkali-kali sehari. Dalam satu hari, ginjal menyaring sekitar 150 liter darah. Sebagian besar air dan zat lain dikembalikan ke dalam darah. Hanya 1 sampai 2 liter menjadi urin. Anak-anak menghasilkan urin lebih sedikit daripada orang dewasa, dan jumlah yang dihasilkan tergantung pada usia.

Ketika ginjal kehilangan kemampuan penyaringan ini, tingkat cairan dan limbah yang berbahaya menumpuk di dalam tubuh, yang dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan gagal ginjal (penyakit ginjal stadium akhir). Penyakit ginjal stadium akhir terjadi ketika ginjal telah kehilangan sekitar 90% kemampuannya untuk berfungsi secara normal. Penyakit ginjal stadium akhir terjadi ketika ginjal telah kehilangan sekitar 90% kemampuannya untuk berfungsi secara normal.

Transplantasi ginjal menjadi salah satu cara untuk mengganti peran ginjal yang sudah rusak. Caranya dengan melalui operasi untuk menempatkan ginjal yang sehat dari donor yang masih hidup atau sudah meninggal ke seseorang yang ginjalnya tidak lagi berfungsi dengan baik.

Transplantasi ginjal berasal dari para pendonor. Biasanya berasal dari keluarga orang yang akan menerima donor ginjal karena lebih mudah dan lebih sesuai. Namun tak jarang, para penderita gagal ginjal mencari donor dari orang lain termasuk dengan imbalan uang.

Risiko langsung mendonorkan ginjal

Orang yang ingin mendonorkan ginjalnya harus mempertimbangkan dengan hati-hati potensi risiko dan manfaat dari mendonorkan ginjal. Mengutip Weillcornell, meskipun pembedahan itu sendiri sering menjadi komponen utama dari keputusan ini, faktor lain seperti risiko medis, hasil kosmetik, dan faktor sosial ekonomi juga berperan penting dalam proses pengambilan keputusan ini.

Misalnya risiko langsung atau bedah berupa potensi komplikasi yang mungkin terjadi seputar operasi untuk mendonorkan ginjal. Berupa rasa sakit, infeksi (seperti pneumonia atau infeksi luka), pembekuan darah, reaksi terhadap anestesi hingga kematian. Tingkat kematian di seluruh dunia untuk donor ginjal hidup memang sangat kecil yakni 0,03 hingga 0,06 persen.

Risiko lainnya termasuk konversi ke nefrektomi terbuka, terkadang memerlukan operasi ulang (seperti untuk pendarahan), masuk kembali guna mendapat perawatan rumah sakit, burut, obstruksi usus, serta pembengkakan testis dan rasa tidak nyaman untuk donor pria.

Risiko jangka panjang

Jumlah penelitian tentang risiko jangka panjang dari donasi ginjal masih terbatas. Namun, sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa Anda dapat hidup normal dan sehat dengan satu ginjal. Faktanya, ketika satu ginjal diangkat, satu ginjal normal akan meningkat kapasitasnya untuk mengkompensasi. Ini disebut ‘pertumbuhan kompensasi.’

Mengutip Kidney.org, studi menunjukkan bahwa fungsi ginjal total pendonor kembali menjadi sekitar 70 persen dalam 10 hingga 11 hari, dan sekitar 70 hingga 80 persen pada tindak lanjut jangka panjang. Pendonor juga akan memiliki bekas luka dari operasi. Ukuran dan lokasi bekas luka akan tergantung pada jenis operasi yang dilakukan.

Salah satu kemungkinan risiko jangka panjang adalah tekanan darah tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa banyak orang yang menyumbangkan ginjal memiliki tekanan darah yang sedikit lebih tinggi setelah beberapa tahun. Orang Afrika-Amerika dan Hispanik diketahui memiliki peningkatan risiko tekanan darah tinggi, penyakit ginjal, dan diabetes. Donasi ginjal dapat meningkatkan risiko ini untuk beberapa donor.

Beberapa donor telah melaporkan masalah jangka panjang dengan nyeri, kerusakan saraf, hernia, atau obstruksi usus. Risiko ini tampaknya jarang terjadi, namun saat ini tidak ada statistik nasional tentang frekuensi masalah ini.

Kadang-kadang ada laporan pasien yang mengalami gagal ginjal setelah donasi, kemungkinan karena faktor keturunan (latar belakang keluarga). Jika gagal ginjal terjadi, biasanya akan diberikan prioritas yang lebih tinggi untuk transplantasi ginjal dalam daftar tunggu donor yang telah meninggal.

Ada juga beberapa risiko dengan kehamilan. Wanita yang menyumbangkan ginjal dan hamil memiliki risiko lebih tinggi untuk diabetes gestasional, hipertensi gestasional, preeklampsia, dan keguguran. Jika berencana untuk memiliki anak, pastikan mendiskusikan kehamilan dengan tim transplantasi sebelum mendonorkan ginjal.

Ada juga beberapa risiko keuangan yang perlu dipertimbangkan. Beberapa donor telah melaporkan kesulitan dalam mendapatkan, membayar, atau menjaga kecacatan atau asuransi jiwa. Atau juga mungkin mengalami kehilangan upah selama operasi dan waktu pemulihan. Mungkin juga si pendonor akan lebih banyak mengeluarkan uang untuk perawatan kesehatannya di masa mendatang.

Ada pepatah menyebutkan sesal dahulu pendapatan sesal kemudian tiada berguna. Maksudnya setiap tindakan atau perbuatan itu hendaknya dipikirkan dahulu baik-baik sebelum dilakukan agar tidak timbul penyesalan di kemudian hari. Jangan sampai demi kepuasan sesaat dengan menjual ginjal, namun mengakibatkan penderitaan hidup yang berkepanjangan.

Back to top button