Market

Jerman Gelontorkan Anggaran Rp870 Triliun untuk Subsidi Listrik dan Gas di 2023

Jerman akan merogoh kocek sebesar € 54 miliar atau US$ 55,5 miliar setara dengan Rp870 triliun (kurs Rp15.682 per dolar AS) untuk subsidi harga gas dan listrik. Subsidi listrik dan gas ini akan mulai berlaku pada 1 Maret 2023.

Kebijakan untuk mensubsidi harga gas dan listrik ini sebagai upaya Jerman membatasi pemakaian keduanya bagi perusahaan dan rumah tangga pada 2023. Sebab saat ini terjadi lonjakan penggunaan gas dan listrik akibat keputusan Rusia yang memangkas pasokan tersebut.

Mengutip dari Bloomberg pada Selasa (22/11), Jerman mulai akan menggelontorkan subsidi ini pada Maret 2023. Selain itu pemerintah akan membacarkan secara retroaktif untuk bulan Januari dan Februari 2023. Rencananya para konsumen gas akan menerima subsidi negara sebanyak satu kali.

Pemerintah Jerman nantinya akan membayarkan sebagian tagihan listrik pelanggan dari subsidi tersebut. Subsdi ini Jerman tarik dari semua perusahaan pembangkit listrik termasuk energi terbarukan, kecuali gas dan batu bara.

Sebagai informasi, Jerman menjadi negara yang paling terdampak atas keputusan Rusia yang menyetop pasokan gasnya. Sebab selama ini Jerman memang sangat bergantung kepada gas Rusia sebagai sumber energinya. Rusia sendiri menyetop pasokannya sebagai bentuk aksi balasan atas sanksi Jerman kepada Kremlin.

Harga untuk rumah tangga akan pemerintah batasi sebesar 12 sen per kilowatt jam untuk 80 persen konsumsi. Untuk industri, 70 persen konsumsinya akan mendapat subsidi dari pemerintah dengan harga 40 sen per kwh.

Jerman rencananya akan mulai memberlakukan pembatasan listrik dan gas pada April 2024. Pembatasan saat ini hanya berlaku bagi perusahaan yang mendapatkan suntikan modal langsung dari negara seperti raksasa gas Uniper SE. Anggaran ini akan pemerintah ajukan ke majelis tinggi parlemen pada 16 Desember 2022.

Back to top button