Market

Janji Ekonomi Prabowo Mirip Jokowi, Pasang Angka Tinggi Tanpa Realisasi


Sebagai calon presiden yang berpeluang besar terpilih, Prabowo Subianto mematok target pertubuhan ekonomi 8 persen. Polanya tak beda dengan Jokowi ketika kampanye 2019 janjikan ekonomi meroket 7 persen. Kenyataannya meleset 2 persen.

Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah mengatakan, merealisasikan pertumbuhan ekonomi 8 persen, bukan perkara mudah. Namun juga bukan mustahil untuk diraih. “Target 6 persen juga bisa menjadi tidak realistis kalau pemerintah tidak punya inisiatif atau program terobosan. Programnya itu-itu saja,” kata Piter, Jakarta, Kamis (14/3/2024).

Dia bilang, pemerintah perlu menyusun program yang intinya mengevaluasi dan memperbaiki sistem ekonomi, menghilangkan inefisiensi atau menurunkan Incremental Capital Output Ratio (ICOR), serta menurunkan suku bunga

Jargon kolaborasi pengusaha besar maupun UMKM, dinilai Piter, belum cukup untuk mendongkrak perekonomian nasional. Pertumbuhan ekonomi yang saat ini mandek di kisaran 5 persen, diakibatkan penerapan sistem ekonomi yang keliru.

“Perekonomian kita tidak efisien digerogoti banyak faktor, mulai dari korupsi hingga suku bunga tinggi. Angka ICOR kita begitu besar sehingga untuk mendorong pertumbuhan 1 persen saja, dibutuhkan investasi yang sangat besar,” tutur Piter.

Di sisi lain, kata Piter, investasi sangat bergantung suasana perekonomian global. Saat ini, perekonomian dunia sedang tidak baik-baik saja, sehingga investasi diperkirakan bakal seret. “Sementara investasi tidak bisa maksimal karena suku bunga perbankan termasuk tertinggi dibandingkan negara-negara maju,” ujarnya.

Dalam acara Mandiri Investment Forum 2024 di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (5/3/2024), Prabowo ujug-ujug menyanggupi akan mendongkrak perekonomian dari 5 persen menjadi 8 persen. Dalam 4 hingga 5 tahun ke depan jika terpilih menjadi presiden.

“Pada dasarnya, saya secara pribadi yakin bahwa kita bisa mendorong pertumbuhan ekonomi kita. Estimasi saya adalah dalam 4 tahun hingga 5 tahun ke depan kita bisa mencapai tingkat pertumbuhan (ekonomi) sampai 8 persen atau bahkan lebih besar lagi,” ucap Prabowo.

Selain itu, Prabowo menyinggung tax ratio atau rasio pajak Indonesia yang sekarang hanya sekitar 10 persen, padahal seharusnya bisa ditingkatkan lagi. Hal ini akan digenjot jika dirinya terpilih menjadi presiden 2024-2029.

Dia mengaku butuh masukan dari sejumlah pihak tentang bagaimana meningkatkan tax ratio tersebut. “Bukan berarti kita perlu menaikkan pajak, tapi dalam hal ini kita perlu memperluas basis perpajakan atau jumlah wajib pajak. Dan saya pikir ini bisa dilakukan,” jelasnya.

“Dari angka 10 persen (tax ratio) kalau bisa kita tingkatkan ke 16 persen seperti di Thailand, maka kenaikan 6 persen dari US$1.500 miliar produk domestik bruto (PDB), ini akan menjadi angka yang signifikan, mencapai US$90 miliar,” tambah Prabowo.

Back to top button