Market

Jalur Pantura Timur Jateng Lumpuh, Pertamina Upayakan Pemulihan Pasokan Elpiji Subsidi

PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah (JBT) memastikan pasokan elpiji untuk masyarakat di Kabupaten Kudus dan sekitarnya tersedia, meskipun Jalur Pantura Timur Jateng lumpuh akibat banjir.

“Sejak Sabtu (17/3) kami optimalkan pengiriman elpiji dari Rembang dan Semarang. Pasokan elpiji ukuran 3 kilogram sedang dilakukan upaya pemulihan,” ujar Area Manager Communication, Relations, and Corporate Social Responsibility (CSR) Regional JBT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho melalui pesan singkat dikutip di Jakarta, Minggu (17/3/2024).

Ia mengungkapkan sebelumnya terdapat kondisi cuaca dan gelombang tinggi sehingga kapal pengangkut elpiji tidak bisa sandar di Temporary Supply Point (TSP) LPG Rembang pada 13 Maret 2024.

Selain kapal terlambat sandar ke TSP LPG karena cuaca buruk, penyaluran juga dilakukan dari Semarang dan Gresik namun terkendala banjir di Semarang sehingga penyaluran elpiji 3 kg belum optimal.

“Karena banjir di Semarang sudah surut, kapal berhasil sandar di TSP pada Sabtu (16/3),” ujarnya.

Berdasarkan informasi Badan Metrologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gelombang tinggi yang terjadi di perairan Laut Jawa akibat  kemunculan tiga bibit siklon tropis secara bersamaan yang mampu meningkatkan potensi awan hujan, kecepatan angin, dan ketinggian gelombang laut, di sekitar Jawa Tengah.

“Dengan begitu agen elpiji bersubsidi kemudian melakukan pengaturan penyaluran elpiji 3 kg ke pangkalan,” terangnya.

Ia menuturkan parameter ketersediaan elpiji 3 kg adalah di pangkalan, bukan kios atau warung.

“Perlu dicatat bahwa pangkalan elpiji 3 kg minimal 80 persen elpiji subsidi dijual ke konsumen akhir. Tidak menutup kemungkinan 100 persen elpiji 3 kg disalurkan pangkalan langsung ke konsumen akhir,” ujarnya.

Sesuai surat Direktur Jenderal Migas Nomor T-190/MG.05/DJM/2023 tanggal 8 Januari 2023 perihal Kewajiban Penyediaan dan Pendistribusian LPG Tabung 3 Kg, pangkalan diwajibkan mendistribusikan minimal 80 persen elpiji subsidi langsung kepada konsumen akhir mulai 1 Maret 2023.

Sebelumnya, kata dia, peruntukkan untuk konsumen akhir minimal 70 persen. Sedangkan perubahan komposisi tersebut untuk memastikan bahwa distribusi komoditas bersubsidi tersebut lebih banyak dijual di tingkat pangkalan elpiji 3 kg terhadap konsumen akhir.

“Elpiji 3 kg sejatinya untuk rumah tangga, usaha mikro, petani sasaran, dan nelayan sasaran. Untuk rumah tangga menengah ke atas dan usaha di atas level mikro, kami imbau menggunakan elpiji non subsidi,” tuturnya.

Back to top button