Market

ITL Trisakti: Zero ODOL Berlaku Tahun Depan, Biaya Logistik Makin Mahal

Selasa, 23 Agu 2022 – 21:26 WIB

ITL Trisakti: Zero ODOL Berlaku Tahun Depan, Biaya Logistik Makin Mahal

Truk melanggar aturan Over Dimension Over Load (ODOL). (Sumber: VOI).

Pelarangan truk Over Dimension Over Load (ODOL), menimbulkan konsekuensi serius bagi pengusaha. Biaya angkut barang alias logistik menjadi semakin mahal.

Ketua Peneliti Institut Transportasi dan Logistik (ITL) Trisakti, Sarinah menerangkan, kebijakan zero ODOL pada 2023, berdampak kepada naiknya biaya logistik. Ujung-ujungnya, harga barang juga ikut naik.

Hal itu, kata Sainah, disebabkan volume barang yang boleh dimuat per satu-satuan trip perjalanan, menjadi berkurang. Sehingga, keuntungan yang bakal diterima pengusaha logistik, semakin menipis.

“Hasil penelitian ITL Trisakti terhadap pelaku logistik sepanjang bulan Mei-Juni 2022 menyimpulkan bahwa mereka keberatan jika kebijakan Zero ODOL diterapkan pada tahun 2023,” kata Ketua Peneliti ITL Trisakti Sarinah, Jakarta, Selasa (23/8/2022).

Penelitian ITL Trisakti ini, kata dia, dilakukan secara kualitatif terhadap 300 respondens untuk menganalisis dampak penerapan kebijakan Zero ODOL pada 2023, terhadap distribusi sembilan bahan kebutuhan pokok/sembako.

Lokasi penelitian mencakup wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat dengan penetapan beberapa titik utama yang ditentukan sebagai dasar sampel pengambilan data dan informasi. “Kami melakukan penelitian ini dimulai sejak pertengahan minggu kedua Mei 2022 hingga akhir Juni 2022,” ujarnya.

Survei dilakukan di dua pasar induk, yaitu Pasar Induk Kramatjati, Jakarta, dan Pasar Induk Modern Cikampek, Karawang, Jabar. Sebanyak 100 orang pemilik atau pengusaha armada angkutan logistik, 100 orang pengemudi angkutan logistik, dan 100 orang pengelola pasar, diwawancara.

Dari 100 pengemudi yang diwawancarai, sebanyak 58 persen mengatakan sering membawa komoditas melebihi kapasitas, kategori selalu sebanyak 25 persen; jarang 16 persen; dan tidak pernah lima persen.

Para pengemudi yang sering membawa komoditas melebihi kapasitas kemampuan kendaraan, beralasan untuk menutupi biaya operasional perjalanan yang tinggi.

“Sebanyak 45 persen dari para pengemudi keberatan untuk penerapan kebijakan ODOL pada tahun 2023, 27 persen meminta ditunda, 20 persen tidak setuju Zero ODOL, dan hanya delapan persen saja yang setuju,” ungkap Sarinah.

Adapun hasil survei terhadap 100 orang pemilik armada menunjukkan sebanyak 58 persen mengatakan sudah memodifikasi sebagian kendaraan, 14 persen memodifikasi semua kendaraan, dan 28 persen tak melakukan modifikasi kendaraan.

Kemudian, 33 persen dari 100 pemilik armada tidak setuju Zero ODOL, 31 persen memberatkan, 28 persen meminta ditunda, dan hanya delapan persen yang setuju.

Selanjutnya, hasil survei terhadap 100 pemilik barang ialah sebanyak 28 persen menggunakan semua kendaraan yang sudah dimodifikasi, 33 persen hanya menggunakan sebagian kendaraan yang dimodifikasi, dan 39 persen tak menggunakan kendaraan yang dimodifikasi.

Sebanyak 32 persen dari mereka menganggap Zero ODOL memberatkan, 40 persen tak setuju Zero ODOL, 16 persen meminta ditunda, dan 12 persen setuju.

ITL Trisakti berkesimpulan, penerapan kebijakan bebas ODOL di tahun 2023 dapat berdampak langsung dari signifikan terhadap distribusi sembako di Indonesia. Potensi risiko terkait dengan kenaikan harga komoditas akibat kebijakan itu bakal berdampak ke inflasi ekonomi.

“Selain itu, potensi risiko sosial yang timbul dengan diberlakukan kebijakan ini yang mana potensi demo dari pengangkut komoditas ataupun pemilik komoditas yang berefek kepada kondisi ekonomi maupun isu keamanan,” ucap dia.

Back to top button