News

Israel Ketakutan, Netanyahu Putuskan Tunda Serang Rafah


Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memutuskan untuk menunda invasi darat ke Kota Rafah di wilayah Jalur Gaza selatan, Palestina.

Hal tersebut terjadi menyusul serangan balasan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Iran terhadap Israel.

Israel telah melancarkan serangan militer di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas yang dilakukan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan hampir 1.200 orang.

Lebih dari 33.700 warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas di Gaza, selain kehancuran massal dan kondisi kelaparan.

Mengeklaim tempat itu sebagai ‘benteng terakhir Hamas’, Netanyahu bersikeras untuk menyerang Rafah, tempat sekitar 1,4 juta pengungsi Palestina berlindung dari serangan yang tidak pernah berhenti.

Meski meningkatnya kecaman internasional atas rencana invasi tersebut, Netanyahu pada pekan lalu mengatakan bahwa tanggal serangan telah ditetapkan.

“Hari ini saya menerima laporan rinci mengenai perundingan di Kairo, kami terus berupaya mencapai tujuan kami, yang pertama dan terpenting adalah pembebasan semua sandera kami dan mencapai kemenangan penuh atas Hamas,” kata Netanyahu.

“Kemenangan ini memerlukan masuk ke Rafah dan penghapusan batalion teroris di sana. Itu akan terjadi –ada tanggalnya,” lanjut dia.

Anadolu Agency pada Senin (15/4/2024), melaporkan bahwa penundaan operasi darat terjadi setelah berkonsultasi dengan aparat keamanan Israel.

Sebelumnya pada Minggu (14/4/2024), Menteri Keuangan Avigdor Smotrich menyerukan invasi Rafah dan memaksakan kendali atas seluruh Jalur Gaza.

Penundaan tersebut terjadi setelah Iran meluncurkan sekitar 300 rudal dan drone ke arah Israel pada Sabtu (13/4/2024) malam waktu setempat. Tel Aviv mengaku telah berhasil mencegat sebagian besar dari rudal dan drone tersebut.

Serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya itu merupakan respons terhadap serangan udara Israel pada 1 April lalu yang menargetkan konsuler kedutaan Iran di Damaskus, Suriah, yang menewaskan beberapa petinggi militer Garda Revolusi Iran.

 

Back to top button