Market

Inilah 7 Kilang Minyak Terbesar di Indonesia

Indonesia kaya akan sumber minyak bumi yang melimpah di berbagai penjuru daerah. Menempati posisi ke-24 sebagai negara penghasil minyak bumi terbesar di dunia, tidak heran jika banyak industri kilang minyak terbesar di Indonesia.

Minyak bumi tidak hanya berguna untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi juga turut berkontribusi pada perekonomian negara dari sektor ekspor dan cadangan devisa negara.

Apa Itu Kilang Minyak?

7 kilang minyak terbesar di Indonesia
Photo: iStockPhoto

Berdasarkan laman PPSDM Migas, kilang minyak merupakan salah satu fasilitas utama untuk mengolah minyak mentah menjadi berbagai produk yang dapat langsung digunakan atau diolah kembali menjadi produk lain.

Adapun yang dimaksud dengan minyak mentah adalah bahan bakar yang tersimpan di dalam bumi yang terbentuk dari tumbuhan dan hewan fosil selama jutaan tahun.

Pabrik kemudian menyuling minyak mentah ini menjadi berbagai produk minyak bumi seperti Bensin (Petrol), LPG (Liquefied Petroleum Gas), Avtur dan Avgas (bahan bakar pesawat terbang), Kerosene (minyak tanah), Solar (diesel), aspal, sampai reagen kimia untuk membuat plastik dan obat-obatan.

Berikut adalah daftar kilang minyak terbesar di Indonesia yang dimiliki oleh BUMN dan perusahaan swasta. Di antaranya ada yang sudah beroperasi selama satu abad.

1. Minyak Bumi Kasim

PT Kilang Pertamina Internasional RU VII Kasim atau biasa disebut dengan Kilang Kasim ini berlokasi di Kampung Kilas, Kabupaten Sorong, Papua Barat.

Kilang minyak ini sudah beroperasi sejak Juli 1997 di atas tanah seluas 80 hektare. Dalam sehari, Kilang Kasim bisa memproduksi 10.000 barrel minyak bumi yang diambil dari Walio dan Salawati.

Saat ini Kilang Kasim sedang membangun fasilitas empat tangki dengan kapasitas 110.000 barel dan fasilitas deadweight tonnage (dwt) sebesar 50.000 dwt.

Dari fasilitas ini, Kilang Kasih berharap bisa memperluas jangkauan minyak mentah dari luar daerah dan luar negeri demi meningkatkan produksi energi di kawasan timur Indonesia.

2. Pabrik Minyak Bumi di Balongan

Kilang minyak Balongan adalah pabrik milik PT Pertamina (Persero), Refinery Unit (RU) VI yang berlokasi di Balongan Indramayu, Jawa Barat.

Sejak beroperasi pada 1994, pabrik masuk sebagai kilang minyak terbesar di Indonesia yang memiliki kapasitas 125 ribu barel per hari. 

Setiap hasil produksi minyak mentahnya tidak hanya berkontribusi besar bagi pendapatan negara saja, tetapi juga menjaga kestabilan Bahan Bakar Minyak (BBM) di DKI Jakarta, Banten, dan sebagian Jawa Barat.

Menariknya, kilang Balongan ini memiliki Nelson Complexity Index (NCI) tertinggi di Asia. Bahkan, nilainya rata-rata NCI-nya mencapai 11,7. Jauh di atas rata-rata NCI Asia (5,8) dan dunia (7,1).

Tidak heran jika kilang ini digandang-gandang akan menjadi pabrik minyak bumi terkemuka di Asia pada 2025 mendatang.

Berdasarkan catatan Ombudsman, kilang yang sudah beroperasi selama 29 tahun ini  sudah tiga kali terbakar. Insiden kebakaran pertama terjadi pada Oktober 2007, Januari 2019, dan 29 Maret 2019.

3. Kilang Dumai atau Sei Pakning

Dumai adalah kota yang berada di Provinsi Riau, Indonesia. Menariknya, selain menjadi daerah penghasil kelapa terbesar di Indonesia, Kota Riau juga dikenal sebagai kota minyak.

Terhitung sudah ada tiga industri minyak yang ada di kota ini. salah satunya adalah Chevron Pacific Indonesia (pertambangan dan ekspor migas), PT Pertamina (pengolahan dan pendistribusian migas dalam negeri), dan PT. Bukit Kapur Reksa (pengolahan minyak sawit).

4. Kilang Pangkalan Brandan

Selain menjadi yang tertua, kilang minyak Pangkalan Brandan menjadi satu dari tujuh kilang milik Pertamina yang sudah berhenti beroperasi.

Pangkalan Brandan pertama kali ditemukan oleh Aeliko Jans Zijlker pada tahun 1883. Pada saat itu, Aeliko secara tidak sengaja menemukan cadangan minyak di daerah Telaga Said.

Setelah penemuan harta karun tersebut, De Koninklijke mulai membangun kilang minyak di Pangkalan Brandan pada tahun 1891. Selama hampir 5 dekade menguasai kilang Pangkalan Brandan, Belanda harus merelakan kilang minyak tersebut kepada Pemerintahan Jepang di tahun 1941.

Setelah perang pasifik selesai, Belanda kembali datang ke Indonesia untuk menguasai kembali Kilang Minyak Pangkalan Brandan. Seakan tidak ingin dijajah lagi, para pejuang lokal mulai membakar kilang tersebut.

Setelah itu, pemerintah Indonesia mulai membentuk PT Pertamina di tahun 1957. Kilang minyak Brandan kemudian dikelola oleh PT Pertamina sampai operasinya berhenti di tahun 2007.

5. Kilang Cilacap

Kilang minyak terbesar di Indonesia selanjutnya adalah kilang Cilacap yang juga dikelola oleh Pertamina. 

Sejak diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada 20 Desember 1990, kilang minyak ini sudah menghasilkan banyak produk minyak mentah untuk kebutuhan sehari-hari. Salah satunya adalah aspal.

Produk lain yang dihasilkan Kilang Cilacap adalah heavy aromate, sebuah produk sampingan sebagai bahan solvent dan lube base oil yang merupakan bahan baku pelumas.

Kilang Cilacap memiliki kapasitas 345.000 barel per hari dan mampu memasok 34 persen kebutuhan BBM nasional dan 60 persen kebutuhan BBM di Pulau Jawa.

Merangkum sejumlah informasi, Kilang Cilacap telah mengalami kebakaran sebanyak tujuh kali sejak awal beroperasi. Insiden kebakaran pertama terjadi pada 1995 silam, sedangkan kebakaran yang terakhir terjadi pada 13 November 2021 silam.

6. Kilang Cepu

Blok Cepu atau kilang minyak Cepu pertama kali dibangun oleh De Dordtsche Petroleum Maatschappij ada tahun 1889. Kilang tertua ketiga di Indonesia ini berlokasi di Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, blok cepu sudah berkali-kali berganti pengelola, mulai dari Perusahaan Perminyakan Teknologi Minyak dan Gas Bumi (PPTMGB), Lembaga Minyak dan Gas (LEMIGAS), PPT Migas, dan PPSDM Migas di bawah Kementerian ESDM.

Produk minyak mentah yang dihasilkan PPSDM Migas saat ini adalah solvent dengan brand Pertasol, Bahan Bakar Solar dan Long Residu.

7. Kilang Balikpapan

Kilang Balikpapan atau Refinery Unit (RU) V Balikpapan adalah kilang minyak kedua terbesar yang dimiliki PT Pertamina.

Berdasarkan sejarahnya, kilang ini pertama kali dibangun di tahun 1922 atau satu abad lalu setelah eksplorasi dan pengeboran minyak pertama dilakukan di Sumur Mathilda, Balikpapan pada 1897.

Kemudian, Shell Transport & Trading LTD mulai melakukan pembangunan kilang Balikpapan di tahun 1899 dan resmi beroperasi pada 1922. 

Setelah itu, di tahun 1980, pemerintah berhasil membeli kilang Balikpapan yang nantinya akan dikelola oleh PN Permina yang sekarang sudah menjadi Pertamina. 

Selama dikelola Pertamina, Kilang Balikpapan berhasil menyumbang produksi minyak mentah terbanyak di Indonesia. Bahkan, menurut Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Djoko Priyono, Kilang Balikpapan ini akan menggeser posisi Kilang Cilacap dari segi produksi.

Diketahui, saat ini kilang Cilacap memiliki kapasitas 345.000 barel per hari. Sedangkan kilang Balikpapan diharapkan bisa memiliki kapasitas 360.000 barel per hari.

Back to top button