News

Polemik Intel Menyamar Jadi Wartawan, Proses Rekrutmen Media Perlu Diperketat

Polemik seorang intel Kepolisian menjadi wartawan menyita perhatian publik. Dewan Pers menyayangkan adanya insiden intel yang menyamar menjadi jurnalis selama belasan tahun. Hal ini dinilai telah mencoreng independensi media.

Anggota Dewan Pers, Arif Zulkifli pun mempertanyakan apa landasan pihak kepolisian yang membiarkan anggotanya bekerja rangkap sebagai jurnalis. Ia pun meminta seluruh perusahan media untuk lebih berhati-hati dalam melakukan perekrutan.

Pasalnya, Arif menegaskan, independensi media harus dijaga. Salah satunya dengan memastikan bahwa wartawan yang bekerja di suatu media, tidak terikat dengan instansi lain.

“Independensi media harus dijaga salah satunya dengan memastikan wartawan yang bekerja tidak terikat dengan institusi lain. Media hendaknya lebih berhati-hati dalam merekrut dan memperkerjakan wartawan,” ucapnya baru-baru ini.

Selain itu, Arif menyebut saat ini juga Dewan Pers tengah berkoordinasi dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) untuk langkah-langkah selanjutnya. “Dewan Pers sedang berkoordinasi dengan PWI untuk langkah selanjutnya,” tegasnya.

Kabid Humas Polda Jawa Tengah (Jateng) Kombes Pol Iqbal Alqudusy menyebut jika wartawan tersebut merupakan anggota Polri bernama Iptu Umbaran Wibowo.

Ia juga membenarkan jika Iptu Umbaran pernah juga bekerja sebagai wartawan kontributor TV. Namun, bukan pegawai tetap stasiun TV tersebut. “Iptu Umbaran betul anggota Polri dan benar pernah bekerja sebagai kontributor di TVRI Jateng untuk wilayah Pati,” kata Iqbal, Rabu (14/12/2022).

Iqbal mengatakan Iptu Umbaran pernah ditugaskan sebagai bagian Intelijen di wilayah Blora, Jawa Tengah.Setelah itu Iptu Umbaran diangkat menjadi Wakapolsek Blora.

Hingga akhirnya dia diangkat menjadi Kapolsek Kradenan seperti yang diberitakan baru-baru ini. “Januari Tahun 2021 penugasan tersebut selesai dan dia pindah menjadi organik Polres Blora sebagai Kanit Intel di Polres Blora,” ucap Iqbal.

Back to top button