Hangout

Ini 20 Sifat Mustahil bagi Allah beserta Arti dan Penjelasannya

Ditulis oleh: Hanif Hawari

Sifat mustahil bagi Allah adalah sifat yang menggambarkan batasan-batasan yang tidak dapat melekat pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena Allah Maha Sempurna dan Maha Agung.

Sifat ini bertentangan dengan sifat yang Allah punya. TIdak sebanding dengan kekuasaan dan keagungan-Nya.

Sifat mustahil bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah kebalikan dari sifat wajib bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Berikut 20 sifat mustahil bagi Allah seperti dikutip dari buku Asmaul Husna & 20 Sifat Allah.

No. Sifat Mustahil bagi Allah Arab Arti
1 Adam ﻋﺪﻡ Tidak ada atau tiada ﻋﺪﻡ Tidak ada atau tiada
2 Huduts ﺣﺪﻭﺙ Baru
3 Fana ﻓﻨﺎﺀ Binasa atau tidak kekal
4 Mumatsalatuhu lil hawaditsi ﻣﻤﺎﺛﻠﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ Sama dengan makhluk-Nya
5 Qiyamuhu bighoirih ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻐﻴﺮﻩ Membutuhkan yang lain
6 Ta’adud ﺗﻌﺪﺩ Berbilang atau banyak
7 Ajzun ﻋﺟﺰ Lemah
8 Karahah ﻛﺮﺍﻫﻪ Terpaksa
9 Jahlun ﺟﻬﻞ Bodoh
10 Mautun ﺍﻟﻤﻮﺕ Mati
11 As Shummun ﺍﻟﺻمم Tuli
12 Al Umyun ﺍﻟﻌﻤﻲ Buta
13 Al Bukmun ﻟﺑﻜﻢ Bisu
14 Kaunuhu Ajizan ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﺟﺰﺍ Zat yang lemah
15 Kaunuhu Mukrahan ﻛﻮﻧﻪ مكرها Zat yang terpaksa
16 Kaunuhu Jahilan ﻛﻮﻧﻪ ﺟﺎﻫﻼ Zat yang sangat bodoh
17 Kaunuhu Mayyitan ﻛﻮﻧﻪ ﻣﻴﺘﺎ Zat yang mati
18 Kaunuhu Ashomma ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺻﻢ Zat yang tuli
19 Kaunuhu A’ma ﻛﻮﻧﻪ ﺃﻋﻤﻰ Zat yang buta
20 Kaunuhu Abkam ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺑﻜﻢ Zat yang bisu

Penjelasan Sifat Mustahil bagi Allah

Berikut penjelasan tentang sifat mustahil bagi Allah:

1. Adam (tidak ada)

Tak masuk akal jika Allah Subhanahu Wa Ta’ala memiliki sifat Adam atau tidak ada. Padahal Dia adalah Sang Pencipta.

Jika Allah Subhanahu Wa Ta’ala memang betul tidak ada, lantas siapakah yang menciptakan bumi dan langit beserta isinya?

2. Huduts (baru)

Setiap hal yang baru pasti ada akhirnya, tidak mungkin Allah Subhanahu Wa Ta’als nantinya ada pengganti. Maka mustahil Allah Subhanahu Wa Ta’ala memiliki sifat Huduts. 

Padahal, di dalam Al-Quran jelas disebutkan di surat Al hadid ayat 3 yang berbunyi:

“Dialah Yang Maha Awal yang sebelumnya tidak ada sesuatu, Maha Akhir yang sesudahnya tidak ada sesuatu. Maha Zhahir yang di atasnya tidak ada sesuatu, Maha Batin yang tidak ada sesuatu pun yang lebih tidak terjangkau dari-Nya. Tidak ada satu pun di bumi dan di langit yang samar bagi Allah. Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”

3. Fana (binasa atau tidak kekal)

Allah bersifat kekal, tidak mungkin binasa. Dalam surat Ar Rahman ayat 26-27 sudah jelas disebutkan bahwa:

“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan akan tetap kekal itu zat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.”

4. Mumatsalatuhu Lil Hawaditsi (sama dengan makhluk-Nya)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berbeda, tidak ada yang bisa menyerupai-Nya. Ia maha Sempurna dan tidak memiliki kekurangan sedikit pun.

Sebagaimana yang difirmankan dalam surat Al Ikhlas ayat 4:

“Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.”

5. Qiyamuhu Bighoirih (membutuhkan yang lain)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala mustahil memiliki sifat Qiyamuhu Bighoirih. Sebab Allah adalah yang Maha Kuasa, tidak mungkin Ia membutuhkan pertolongan dari yang lainnya.

Sebagaimana yang tercantum dalam Al-Quran surat Al Ankabut ayat 6:

“Sesungguhnya Allah SWT benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”

6. Ta’adud (berbilang)

Allah tidak beranak dan tidak diperanakan. Tidak mungkin ia memiliki sifat Ta’adud.

Hal ini sudah jelas tertuang dalam Surat Al Ikhlas ayat 1-4. Di mana Allah sendirilah yang berfirman kalau Dia tunggal.

“Dialah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” (Al Ikhlas ayat 1-4)

7. Ajzun (lemah)

Dalam surat Fatir ayat 44 dijelaskan bahwa:

“Dan tidak ada sesuatu pun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi. Sungguh, Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa.”

Artinya, Allah Subhanahu Wa Ta’ala sangat kuat. Tidak ada satu pun yang bisa menandingi-Nya, karena seluruh alam semesta ini diciptakan oleh-Nya.

8. Karahah (terpaksa)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala selalu menghendaki atas apa yang terjadi di alam semesta. Tidak ada satu pun yang dilakukanNya karena terpaksa. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya; jadilah! Maka terjadila ia.” (Yasin ayat 82).

9. Jahlun (bodoh)

Tidak mungkin Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan ilmu kepada manusia jika Dia sendiri bodoh. Apalagi Dia adalah Sang Pencipta, sebagaimana yang difirmankan:

“sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Mujadalah ayat 7) dan “Sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit (QS. Al Isra ayat 85).

10. Mautun (mati)

Mati menunjukkan kelemahan. Jadi mustahil Allah Subhanahu Wa Ta’ala memiliki sifat tersebut. sebagaimana yang tercantum dalam Surat Al Baqarah ayat 255.

“Allah, tidak ada Tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, yang terus-menerus mengurus (Makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur.”

11. As Shummun (tuli)

Mustahil bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala mempunyai sifat As Shummun, yang berarti tuli. Karena, sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah sang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui segala apa yang terjadi di alam semesta ini.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga Maha mendengar apa yang terucap dari mulut kita maupun yang terucap dalam hati kita.

Sebagaimana yang tertuang pada Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 76:

“Katakanlah: Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak pula memberi manfaat. Dan Allah lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

12. Al Umyun (buta)

Sifat yang tidak mungkin Allah Subhanahu Wa Ta’ala miliki adalah Al Umyun, yang artinya buta. Sebab, segala yang terjadi di alam semesta ini tidak luput dari pandangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Terlebih lagi sesuatu yang bersifat gaib. 

“Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hujarat ayat 18).

13. Al Bukmun (bisu)

Sangat tidak mungkin Allah Subhanahu Wa Ta’ala mempunyai sifat Al Bukmun, yaitu bisu. Sudah jelas tertulis dalam Al-Quran sebagai bukti bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala mustahil memiliki sifat Al Bukmun.

“Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.” (QS. An-Nisa ayat 164).

14. Kaunuhu Ajizan (zat yang lemah)

Makna dari Kanuhu Ajizan yang berarti lemah bukanlah sifat dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebab, hanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang Maha berkuasa atas segala urusan di alam semesta ini. 

“Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa, mereka berhenti.

Jika Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah ayat 20).

15. Kaunuhu Mukrahan (zat yang terpaksa)

Sifat yang juga mustahil dimiliki oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala yaitu Kaunuhu Mukrihan, yang berarti zat yang terpaksa (tidak atas kehendak sendiri). Karena atas kehendak-Nya semua di alam semesta ini tercipta.

 “Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.“ (QS. Hud ayat 107).
Artinya:

16. Kaunuhu Jahilan (zat yang sangat bodoh)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Maha Mengetahui. Tidak ada yang bisa menandinginya, jadi mustahil Allah Subhanahu Wa Ta’ala bersifat bodoh.

17. Kaunuhu Mayyitan (zat yang mati)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak mungkin mati. Ia bahkan tidak tidur apalagi musnah. Karena Dialah yang Maha Kekal.

18. Kaunuhu Ashomma (zat yang tuli)

Tidak mungkin rasanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala tulit. Dia saja bisa mendengar seluruh suara mahkluk ciptaannya meskipun hanya di dalam hati.

19. Kaunuhu A’ma (zat yang buta)

Allah tidak buta, Ia Maha melihat meskipun tak ada satu makhluk pun yang bisa melihat-Nya. Dalam setiap gerak-gerik ciptaannya di muka bumi, Allah selalu tahu. Ia mengawasinya tanpa terlewat satu pun.

20. Kaunuhu Abkam (zat yang bisu)

Dalam Surat An Nisa ayat 164 sudah dijelaskan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala pernah bicara kepada salah satu nabinya. Artinya, Alllah tidak bisu.

“Dan Kami telah mengutus Rasul-Rasul yang sungguh telah kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan Rasul-Rasul yang tidak kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.”

Disclaimer: Kanal Penulis Lepas disediakan untuk tujuan informasi umum dan hiburan. Isi dari blog ini hanya mencerminkan pandangan pribadi penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Inilah.com.

Back to top button