News

Ingin Transisi EBT hingga Desa, Ganjar-Mahfud Jangan Mengada-ada

Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan menilai program pasangan calon (Paslon) Ganjar Pranowo-Mahfud MD berkaitan dengan ekonomi hijau yang salah satunya ingin desa mandiri energi, terlalu ambisius.

Dia meminta pasangan tersebut realisitis dengan keadaan desa-desa di Indonesia. Menurutnya, mayoritas desa tidak memiliki sumber Energi Baru Terbarukan (EBT). Lalu, anggarannya pun diyakini tidak cukup.

“Apa yang dimaksud “sumber energi lokal berbasis EBT (Energi Baru Terbarukan)”? EBT terdiri dari tenaga angin (wind power) dan tenaga matahari (solar power), panas bumi (geothermal), air (hydropower), dan biomass. Terlalu ambisius mengharapkan desa mampu mendayagunakan (membangun) “sumber energi lokal” berbasis EBT,” kata Anthony kepada Inilah.com saat dihubungi di Jakarta, dikutip Minggu (22/10/2023).

Belum lagi, lanjut dia, kontribusi emisi karbon di Indonesia paling besar berasal dari pembangkit listrik energi kotor, berbasis batubara dan penggunaan lahan hutan (untuk pertambangan dan perkebunan) atau deforestasi.

Peralihan pembangkit listrik ke EBT, menurutnya memerlukan biaya sangat besar. “Melihat kondisi keuangan (APBN) Indonesia saat ini, sepertinya sangat sulit mencapai net zero emission sesuai jadwal, tanpa bantuan dana internasional,” ucapnya.

Terlebih masalah deforestasi ini tentu akan menjadi lebih kompleks, karena untuk menghutankan kembali hutan yang gundul diperlukan waktu sangat lama, untuk memperbaiki kerusakan hutan.

Lalu perihal target EBT yang ditetapkan oleh Ganjar-Mahfud akan mencapai 25-30 di tahun 2029, dinilai juga sangat ambisius.

“Kontribusi EBT saat ini sekitar 12,3 persen. Target EBT 25-30 persen di 2029 sangat ambisius, dan kemungkinan besar sulit tercapai. Alasannya sangat sederhana, Indonesia tidak mempunyai cukup anggaran untuk itu, sehingga tergantung dari bantuan asing, di mana tingkat kepastiannya juga sulit diukur,” tutur Anthony.

Diketahui, pasangan Ganjar-Mahfud telah menyerahkan berkas pendaftaran kepada KPU. Salah satu yang diserahkan keduanya kepada KPU adalah buku visi-misi dan program kerja. Yang unik adalah buku visi-misi dan program tersebut bisa di-scan melalui kode QR. Masyarakat pun bisa membaca visi-misi dan program kerja Ganjar-Mahfud melalui kode QR.

Berdasarkan dokumen yang telah dilihat dari kode QR, Ganjar dan Mahfud memiliki visi Menuju Indonesia Unggul: Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari. Berikut 8 program mereka.

1. Mempercepat pembangunan manusia Indonesia unggul yang berkualitas, produktif, dan berkepribadian;
2. Mempercepat penguasaan sains dan teknologi melalui percepatan riset dan inovasi (R&I) berdikari;
3. Mempercepat pembangunan ekonomi berdikari berbasis pengetahuan dan nilai tambah;
4. Mempercepat pemerataan pembangunan ekonomi;
5. Mempercepat pembangunan sistem digital nasional;
6. Mempercepat perwujudan lingkungan hidup yang berkelanjutan melalui ekonomi hijau dan biru;
7. Mempercepat pelaksanaan demokrasi substantif, penghormatan HAM, supremasi hukum yang berkeadilan, dan keamanan yang profesional;
8. Mempercepat peningkatan peran Indonesia dalam mewujudkan tata dunia baru yang lebih berkeadilan melalui politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat pertahanan negara.

Back to top button