Market

Hobi Jajan dan Jalan, BI Prediksi Data Penjualan Eceran Tetap Kuat

Bank Indonesia (BI) memperkirakan data kinerja penjualan eceran tetap kuat di bulan Agustus 2023. Hal ini ditopang penjualan eceran subkelompok sandang yang meningkat.

Belum lagi dengan perbaikan kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, perlengkapan rumah tangga lainnya, barang lainnya, serta suku cadang dan aksesori.

“Ini sejalan dengan kenaikan permintaan berkenaan dengan acara tahunan HUT Republik Indonesia,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi BI di Jakarta, Senin (11/9/2023).  

Perkembangan tersebut terutama didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta suku cadang dan aksesori yang meningkat, serta perlengkapan rumah tangga lainnya yang tetap kuat.

Pada Juli 2023, Indeks Penjualan Riil (IPR) tercatat sebesar 203,3 atau secara tahunan tumbuh positif sebesar 1,6 persen (yoy).
 

Hobi Jajan dan Jalan

Data yang hampir sama juga disampaikan Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro. Menurut Andry, berdasarkan Data Mandiri Spending Index mencatat masyarakat Indonesia seiring berbelanja barang konsumsi dan melakukan perjalanan.

Hal itu tercatat sebanyak 40 persen pengeluaran masyarakat untuk makan di restoran dan berbelanja di supermarket. Tetapi tak hanya untuk makanan saja, ternyata sembilan persen pengeluaran mereka dialokasikan untuk berbelanja pakaian.

“Kita bisa lihat, (orang) Indonesia hobi jajan dan jalan-jalan,” kata Asmo dalam acara pelatihan wartawan BI di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Minggu (10/9/2023).

Melihat hal itu, ia menilai pertumbuhan konsumsi rumah tangga akan tetap terjaga di kisaran lima persen secara tahunan. Di sisi lain, dengan terus meningkatnya pengeluaran masyarakat terhadap konsumsi akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di atas lima persen yoy.

Kendati demikian, pria yang akrab disapa Asmo ini menegaskan pemerintah masih harus tetap berupaya menjaga pertumbuhan ekonomi melalui mendorong kinerja investasi.

Adapun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dari segi pengeluaran, konsumsi rumah tangga menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 dengan nilai kontribusi 2,77 persen.

Ekonomi China Loyo

Sementara Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Erwindo Kolopaking, menyebut ekonomi China saat ini dalam kondisi yang loyo, dibandingkan ekonomi Amerika Serikat yang masih cukup baik di tengah ketidakpastian.

“Ekonomi China ini tidak sebaik yang kita bayangkan,” kata Erwindo dalam acara dengan Andry Asmoro.

Erwindo mengatakan, padahal pelaku ekonomi sangat meyakini pada awal tahun ini, akan ada stimulus-stimulus tambahan dari China. Namun, ternyata kondisinya kurang baik, hal itu dikarenakan masih terdapat utang di sektor rumah tangga yang tinggi serta konsumsi dan kinerja properti yang memburuk.

Menurut Erwindo, jika dilihat beberapa tahun terakhir, kata Erwindo, sebetulnya China mendorong infrastruktur yang baik, mulai dari jaln maupun bangunan dan lainnya. Namun, ketika China mencoba mendorong ke sektor konsumsi hasilnya belum mampu sepenuhnya menopang perekonomian domestik.

Alhasil, saat perekonomian China melambat maka akan berdampak terhadap negara-negara sekitar, termasuk Indonesia. Sebab, China merupakan mitra dagang Indonesia.

“Sehingga ketika perekonomian China melambat ini berdampak signfikan kepada negara-negara sekitar salah satunya Indonesia,” ujarnya.
 

 

Back to top button